INDOSatu.co – JAKARTA – Keprihatinan atas kondisi bangsa datang dari ekonom Universitas Indonesia (UI), Profesor Sri-Edi Swasono. Menantu Proklamator Muhammad Hatta (Bung Hatta) tersebut menilai, hal itu terjadi akibat krisis kepemimpinan Indonesia yang sangat memprihatinkan.
‘’Masalah krisis kepemimpinan ini tidak main-main,’’ kata Prof. Sri Edi Swasono dikutip dari akun YouTube, Lieus Sungkharisma, Rabu (11/1), malam.
Kakak kandung Sri Bintang Pamungkas itu lalu mengutip doktrin 7 Januari 1946 yang ditulis Panglima Besar Jenderal Soedirman: “Pertahankan Rumah serta Pekarangan Kita sekalian”.
Saat ini, kata Guru Besar Fakultas Ekonomi UI itu, terkesan sudah mulai terhapus atau terabaikan akibat kelengahan-kelengahan para pemimpin nasional, serta diplomat-diplomat bangsa ini.
Mereka, dinilai Sri Edi Swasono, telah membiarkan terjadinya proses deteritorialization, yang pengertiannya mulai teredusir atau terkikisnya kedaulatan teritorial wilayah NKRI.
Profesor Sri Edi lalu merujuk kawasan Natuna Utara, Natuna Timur, Ambalat, Andaman, di mana kawasan tersebut merupakan potensi kandungan migas yang sangat besar, tapi justru diincar dan memberi manfaat yang besar kepada negara lain.
‘’Kemenangan besar kita di PBB (UNCLOS 1982) melalui perjuangan melelahkan selama lebih dari 25 tahun, sepertinya sudah diabaikan. Ini merupakan Krisis Kepemimpinan Indonesia yang tidak main-main,’’ kata suami Meutia Hatta itu.
TNI Sapta Margais, pinta Prof. Sri Edi, harus segera turun tangan, untuk segera mengamankan kedaulatan teritori dan aset migas yang terkandung di dalamnya, demi kejayaan nasional dan keselamatan generasi penerus bangsa mendatang.
‘’Ingat, Pembukaan UUD 1945 menegaskan kewajiban nasional kita untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,’’ pungkas Prof Sri Edi Swasono. (adi/red)