Tantangan Berat Pj Bupati Bojonegoro

  • Bagikan

MASA jabatan Penjabat (Pj) Bupati Bojonegoro Adriyanto hanya satu tahun. Sementara pekerjaan berat warisan bupati sebelumnya cukup banyak. Belum lagi, pekerjaan besar membangun kondusivitas warga demi kesuksesan dua Pemilu 2024.

Melihat banyaknya pekerjaan berat dan terbatasnya waktu,  Pj Bupati Adriyanto harus segera tancap gas. Ibarat sopir, segera pakai persneling puncak. Ibarat mahasiswa menghadapi ujian dengan istilah sistem kebut semalam (SKS). Pj Bupati Adriyanto juga perlu semangat SKS (selesaikan kerjaan dalam setahun).

Ada beberapa warisan mantan Bupati Bojonegoro Hj. Anna Muawanah. Itu perlu mendapatkan penanganan serius dari Pj Bupati Adriyanto. Sebab, warisan tersebut menyangkut kepentingan banyak orang. Jika tidak terselesaikan, dikhawatirkan mereka kecewa dan berdampak pada perhelatan dua Pemilu 2024.

Warisan itu, antara lain, proses pembangunan Waduk Karangnongko di Kecamatan Margomulyo. Hingga Bu Anna lengser 24 September 2023, banyak warga Desa Ngelo yang akan terdampak pembangunan waduk, protes terhadap cara-cara yang dilakukan Pemkab. Warga menuntut kejelasan dulu terkait ganti untung (bukan ganti rugi), dan kepastian lokasi baru bagi warga. Warga rumongso kurang diuwongke.

Meski berskala kecil, jangan sampai rencana pembangunan Waduk Karangnongko berdampak seperti di Rempang, Kota Batam (Kepulauan Riau). Warga di Rempang protes karena belum ada kesepakatan tentang relokasi mereka, dan sebagainya. Dalam kasus pembangunan Waduk Karangnongko, hingga saat ini juga belum ada kesepakatan tentang ganti untung dan relokasinya.

Baca juga :   Jelang Lengser, Jokowi Semakin Lemah dan Terpojok

Kasus-kasus lain yang menyisakan kekecewaan warga adalah pemindahan pedagang Pasar Kota Bojonegoro ke Pasar Banjarejo 2. Banyak pedagang di Pasar Kota keberatan dipindahkan. Saking kecewanya mereka kepada Bu Anna, mereka syukuran jajan pasar dan cukur gundul bersama saat Bu Anna lengser pada 24 September lalu.

Pemindahan pedagang Pasar Kota ke Pasar Banjarejo 2 hingga kini masih banyak masalah. Banyak pedagang sudah mau pindah ke Pasar Banjarejo 2. Tetapi mereka mengeluh karena pasar di sana sepi pembeli. Mereka sangat tidak nyaman. Tetapi mereka sudah terlanjur meninggalkan pasar lama (Pasar Kota).

Ada satu lagi masalah pasar juga perlu mendapatkan perhatian dari Pj Bupati Adriyanto. Yaitu Pasar Kedewan yang dibangun dengan dana Rp 5 miliar, patungan dari APBN dan APBD, dan sudah selesai akhir 2021. Tetapi, hingga saat ini belum dioperasionalkan.

Baca juga :   Jumhur Hidayat, Rocky dan Perjuangan Buruh Tanpa Akhir

Menurut saya, penyelesaian yang baik kasus Waduk Karangnongko dan pedagang pasar, perlu diupayakan secara sungguh-sungguh. Jangan sampai dibiarkan mengambang, yang bisa menimmbulkan keresahan dan kekecewaan warga sebagai korban. Karena, patut dikhawatrkan, kekecewaan mereka itu bisa mengganggu kesuksesan dua pemilu tahun depan.

Tantangan lain yang dihadapi Pj Bupati Adriyanto adalah soal penyerapan APBD secara baik dan benar. Maksud saya, banyak orang tahu bahwa APBD Bojonegoro sudah beberapa tahun ini menjadi terbesar kedua setelah Kabupaten Bogor. APBD Bojonegoro tembus Rp 7 triliun lebih. Terbesar kedua di Jatim setelah Kotamadia Surabaya.

Tetapi, juga banyak orang tahu bahwa penyerapan APBD Bojonegoro selama ini juga kurang baik. Terbukti, SILPA-nya (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) tiap tahun mencapai Rp 2 trilun lebih. Tentu, ada beberapa faktor penyebab mengapa sebegitu besar SILPA-nya. Mungkin perencanaan dan penjadwalan kegiatan yang kurang tepat.

APBD Bojonegoro sangat besar. Tetapi Silpanya juga besar. Dan, celakanya, jumlah warga miskinnya juga besar. Bahkan, sebagian di antara warga miskin itu tidak hanya sekadar miskin biasa. Tetapi miskin ekstrem. Miskine nemen parahe. Dan, yang lebih memprihatinkan lagi, balita stuntingnya juga tergolong banyak. Stunting adalah balita gagal tumbuh secara normal akibat nemen kurange gizine.  Njur piye???

Karena itu, saya berharap, dalam masa jabatan yang hanya satu tahun, Pj Adriyanto dapat menyelesaikan tinggalan masalah-masalah yang ada. Dan, sekaligus bisa memberikan contoh yang baik dan benar tentang pemanfaatan APBD. Tentu wajar jika banyak warga Bojonegoro berpikir dan berharap: jangan ada ayam kelaparan di lumbung padi. Jangan ada anak kelaparan di rumah yang berasnya menumpuk. Pak Adriyanto yang punya banyak pengalaman di Kementerian Keuangan RI tentu dapat menemukan solusi terbaik untuk mengatasinya. Pak Adriyanto semoga bisa menjadi Superman di Bojonegoro.

Baca juga :   Siapkah PDIP Menjadi Oposisi Baru?

Jika Pj Adriyanto mampu menyelesaikan masalah-masalah di atas. Juga bisa memberikan contoh yang baik dan benar dalam pemanfaatan APBD, serta mampu menciptakan suasana kondusif menghadapi dua pemilu tahun depan, tentu nama beliau akan dikenang sangat indah oleh warga Bojonegoro.

Selamat bertugas di Bojonegoro Bapak Adriyanto. Semoga kesuksesan dan keberkahan selalu menyertai Bapak. Aamiin… (*)

Mundzar Fahman;
Penulis adalah Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (Unugiri) Bojonegoro.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *