INDOSatu.co – MOSKOW – Istana Kepresidenan Rusia, Kremlin merespon serius ancaman Presiden AS Donald Trump untuk meningkatkan bantuan militer ke Ukraina dan menjatuhkan sanksi baru untuk Rusia. Sebelumnya, Trump mengancam Moskow dengan tarif baru jika tidak mencapai kesepakatan dengan Kyiv (Ibukota Ukraina) dalam waktu 50 hari.
Ancaman Trump itu untuk menyuarakan rasa frustrasinya yang baru terhadap Moskow saat ia menyusun pengaturan dengan NATO untuk memasok Kyiv dengan bantuan militer baru yang disponsori oleh anggota aliansi tersebut.
Dikutip dari France 24, Partai Republik memaksa Moskow dan Kyiv untuk membuka perundingan damai guna mengakhiri konflik, yang kini memasuki tahun keempat, tetapi Rusia telah menolak seruan untuk gencatan senjata dan meluncurkan sejumlah rekor pesawat tak berawak dan rudal ke Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Moskow mengatakan pihaknya membutuhkan lebih banyak waktu untuk menanggapi pernyataan Trump secara penuh, tetapi mengisyaratkan pernyataan itu tampaknya tidak kondusif bagi keberhasilan negosiasi. Bahkan, justru bisa menjadi jalan buntu dalam upaya damai antara Rusia dan Kyiv.
“Tampaknya keputusan yang dibuat di Washington beserta negara-negara NATO yang berlangsung di Brussels belumm lama ini akan dianggap oleh Kyiv bukan sebagai sinyal perdamaian, melainkan sebagai sinyal kelanjutan perang,” ujar juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada para wartawan.
“Pernyataan Presiden Trump sangat serius. Kami tentu butuh waktu untuk menganalisis apa yang dikatakan di Washington,” ujarnya kepada wartawan, reaksi pertama Moskow terhadap komentar tersebut.
Trump memperingatkan bahwa jika tidak ada kesepakatan yang dicapai, ia akan mengenakan tarif yang berat pada mitra dagang Rusia yang tersisa dalam upaya untuk menghalangi kemampuan Moskow membiayai serangan militernya. (*)