Ngaku Dikuasai Mode, Giorgio Armani Tinggalkan Gemerlap Dunia

  • Bagikan
LAMBAIKAN TANGAN: Seolah berpamitan, perancang busana dunia asal Italia Giorgio Armani meninggal dunia dalam usia 91 tahun. Armani mewariskan karya mode yang masih lestari hingga saat ini.

INDOSatu.co – ROMA – Semua tinggal kenangan. Giorgio Armani, perancang busana Italia ternama yang membangun kerajaan global telah meninggal dunia. Perancang mode dunia itu meninggal pada usia 91 tahun. Demikian konfirmasi perusahaan Armani Group, Kamis (4/9).

“Dengan duka yang tak terhingga, Armani Group mengumumkan berpulangnya pencipta, pendiri, dan penggerak yang tak kenal lelah: Giorgio Armani,” demikian pernyataan rumah mode dilansir The Guardian, Kamis (4/9).

Dunia mengenal portofolio Armani yang luas mencakup lini pakaian Giorgio Armani dan Emporio Armani, label haute couture Armani Privé, serta lini desain dan interior Armani Casa.

Ia absen dari tiga pertunjukan terakhirnya, yang diadakan pada bulan Juni dan Juli, karena terkonfirmasi sakit. Armani dijadwalkan menghadiri perayaan ulang tahun ke-50 merek tersebut akhir bulan ini, termasuk pameran penting di Pinacoteca di Brera, Milan. Ketidakhadiran di momen penting itu, seperti memisahkan dirinya dengan profesi yang membesarkan namanya.

Pendiri dan pemegang saham tunggal Giorgio Armani SpA itu dikabarkan menolak berbagai tawaran sepanjang kariernya untuk bergabung dengan salah satu dari empat konglomerat mode mewah terbesar. Ia menyebut independensi mereknya sebagai “nilai yang penting”.

Baca juga :   Berpikir Politis, Penembak Influencer Donald Trump Tergolong Anak Cerdas

Presentasi perdananya di tahun 1975 memelopori gagasan berpakaian soft power, yang membuatnya dijuluki “Raja Blazer”. Usulannya tentang setelan yang cair, alih-alih terstruktur, yang menampilkan jaket jas berpotongan panjang, celana panjang berlipit longgar, dan mantel berikat pinggang yang menjuntai ke lantai, membentuk pendekatan berpakaian yang sepenuhnya baru.

Armani juga menerapkan teknik yang sama pada busana wanita, membebaskan banyak dari siluet ketat dan ketat yang disyaratkan oleh merek lain. Palet warna abu-abu dan kremnya yang kalem menjadi identik dengan kekayaan yang tersembunyi, jauh sebelum gagasan kemewahan yang tenang memasuki leksikon.

Baca juga :   Rakyat Israel Kembali Demo, Minta Damai dan Bebaskan Sandera

Pada 1980, merek tersebut melambung di dunia internasional ketika Richard Gere, aktor pemeran Holiwood mengenakan sejumlah karya yang dirancang oleh Armani dalam film American Gigolo.

Lahir di Piacenza, Italia utara, pada tahun 1934, Armani awalnya berkarier di bidang kedokteran. Ia meninggalkan Universitas Milan sebelum menyelesaikan gelarnya untuk bergabung dengan militer. Tak lama kemudian, ia mulai mencari karier yang berbeda.

“Saya masuk ke dunia mode hampir secara tidak sengaja, lalu perlahan-lahan mode tumbuh dalam diri saya hingga benar-benar menguasai saya, merenggut hidup saya,” ungkapnya sebelumnya.

Baca juga :   Muslim Dunia Berduka, Pemimpin Ikhwanul Muslimin di Pengasingan di London, Meninggal Dunia

Setelah bekerja sebagai penata etalase dan kemudian menjadi asisten penjualan di La Rinascente, sebuah department store ternama di Milan, ia mengambil peran desain pakaian pria di Nino Cerruti.

Armani berusia 41 tahun ketika meluncurkan labelnya sendiri. Rekannya, Sergio Galeotti, seorang arsitek yang berlatar belakang pendidikan, berhasil meyakinkannya untuk menjual Volkswagen Beetle miliknya demi mendanai perusahaannya sendiri dengan susah payah.

Galeotti mengurus pembukuan, sementara Armani berfokus pada sisi kreatif. Ketika Galeotti meninggal dunia pada tahun 1995, Armani melanjutkan kariernya sendirian. Selamat jalan Armani, dunia mengenangmu. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *