Bentrok Thailand-Kamboja Makin Panas, 100.000 Lebih Warga Mengungsi

  • Bagikan
DAMPAK PERANG: Ratusan ribu warga mengungsi di tempat penampungan, menyusul bentrokan baru-baru ini di sepanjang perbatasan yang disengketakan antara Thailand-Kamboja di Provinsi Surin, Thailand, (foto: reuters)

INDOSatu.co – THAILAND – Kontak senjata antara militer Thailand dan Kamboja makin panas, memunculkan konsekuensi. Kabar terkini, lebih dari 100.000 orang telah mengungsi seiring bentrokan berkecamuk di 12 lokasi di sepanjang perbatasan mereka yang disengketakan.

Informasi tersebut disampaikan pejabat Thailand. Dalam waktu dekat, Dewan Keamanan PBB akan segera mengadakan pertemuan darurat seiring meningkatnya seruan internasional untuk gencatan senjata.

Lebih dari 100.000 orang telah melarikan diri dari pertempuran perbatasan paling berdarah antara Thailand dan Kamboja dalam satu dekade. Jumlah korban tewas juga meningkat, tak heran kekuatan internasional mendesak penghentian permusuhan. Perselisihan perbatasan yang telah berlangsung lama meletus menjadi pertempuran sengit yang melibatkan jet, artileri, tank dan pasukan darat pada hari Kamis (23/7).

Baca juga :   Meninggal 19 Orang, Korban WNI Kapal Karam di Johor Bahru

Kementerian Dalam Negeri Thailand mengatakan, lebih dari 100.000 orang dari empat provinsi perbatasan telah dipindahkan ke hampir 300 tempat penampungan sementara. Sedangkan kementerian kesehatan kerajaan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 14 — 13 warga sipil dan satu tentara.

Dikutip dari AFP, di 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan kota Samraong, Kamboja,  dilaporkan masih terdengar tembakan artileri dari kejauhan pada Jumat pagi. Saat senjata mulai ditembakkan, beberapa keluarga mengemasi anak-anak dan barang-barang mereka ke dalam kendaraan dan bergegas pergi.

“Saya tinggal sangat dekat dengan perbatasan. Kami takut karena mereka mulai menembak lagi sekitar pukul 6.00 pagi,” ujar Pro Bak, 41 tahun, kepada AFP.

Baca juga :   Tampak Kurus dan Baju Longgar, Kim Jong-un Muncul di Publik

Pertempuran itu menandai peningkatan dramatis dalam pertikaian yang telah berlangsung lama antara kedua negara tetangga — keduanya merupakan tujuan populer bagi jutaan wisatawan asing — atas perbatasan bersama sepanjang 800 kilometer (500 mil).

Putusan pengadilan PBB pada tahun 2013 menyelesaikan masalah tersebut selama lebih dari satu dekade, tetapi krisis saat ini meletus pada bulan Mei ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam bentrokan baru. Pertempuran pada hari Kamis difokuskan pada enam lokasi, menurut tentara Thailand, termasuk sekitar dua kuil kuno.

Pasukan darat yang didukung oleh tank bertempur untuk menguasai wilayah, sementara Kamboja menembakkan roket dan peluru ke Thailand dan Thailand mengerahkan jet F-16 untuk menyerang target militer di seberang perbatasan.

Baca juga :   Dunia Maya Terkejut, Mark Ubah Facebook Menjadi Meta

Kedua belah pihak saling menyalahkan karena melepaskan tembakan terlebih dahulu, sementara Thailand menuduh Kamboja menargetkan infrastruktur sipil, termasuk sebuah rumah sakit yang terkena serangan peluru dan sebuah pompa bensin yang terkena setidaknya satu roket.

Bentrokan hari Kamis terjadi beberapa jam setelah Thailand mengusir duta besar Kamboja dan menarik utusannya sendiri setelah lima anggota patroli militer Thailand terluka oleh ranjau darat.

Kamboja menurunkan hubungan ke “level terendah” pada hari Kamis, menarik semua diplomatnya kecuali satu dan mengusir diplomat Thailand dari Phnom Penh. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *