Buka Raker dan Pelantikan PC/PAC Fatayat NU, Yandri Susanto: Rapatkan Barisan, Jawab Tantangan ke Depan

  • Bagikan
MENARUH HARAPAN: Wakil Ketua MPR, Yandri Susanto menyampaikan sambutan sekaligus membuka Raker dan Pelantikan Fatayat NU di Aula Pondok Pesantren Alquran, Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Sindangheula, Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Jumat (3/3).

INDOSatu.co – SERANG – Ratusan perempuan yang tergabung dalam organisasi Fatayat NU memenuhi Aula Pondok Pesantren Alquran, Bai Mahdi Sholeh Ma’mun, Sindangheula, Pabuaran, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Jumat (3/3).

Mereka berada di sana untuk mengikuti Pelantikan Pimpinan Cabang (PC) dan Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Serang Periode 2022-2027 dan Rapat Kerja (Raker) Fatayat NU setempat.

Hadir dalam kegiatan yang bertema ‘Menciptakan Generasi Perempuan yang Mampu Menjaga Peradaban’ itu, Wakil Ketua MPR RI, H. Yandri Susanto S.Pt., Ketua PCNU Serang H. Muhammad Robi UZT, Rais Syuriah PCNU Serang KH. Tubagus A, Khudori Yusuf, Pembina Fatayat PCNU Serang Ratu Rachmatuzakiyah, Ketua Fatayat PCNU Serang Farroh Syaita, serta perwakilan dari Badan Otonomi (Banom) NU seperti Pagar Nusa, Lapeksdam, GP Ansor, serta para kiai dari berbagai pondok pesantren di Serang dan sekitarnya.

Dalam acara tersebut, Yandri Susanto mengucapkan selamat kepada PC dan PAC Fatayat yang baru saja dilantik. “Selamat kepada pimpinan baru semoga kepengurusan ini mampu membawa amanah organisasi,” ujar Yandri.

Baca juga :   Ahmad Basarah: Peringatan Hari Lahir Pancasila adalah Kebijakan Negara Lintas Rezim

Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengingatkan kepada para pengurus, agar setelah dilantik, untuk menyegerakan kegiatan. “Jangan habis dilantik lalu tidak ada kegiatan,” ujarnya.

Yandri berharap, para pengurus hendaknya segera membuat program kegiatan yang bisa dirasakan oleh masyarakat. “Buat program yang membumi bukan melangit. Agar umat merasakan manfaatnya,” tegas Yandri.

Proses kaderisasi, kata Yandri, juga harus didorong dan ditingkatkan agar melahirkan militansi dan wibawa organisasi. Bila militansi dan wibawa ada dibenak pengurus, maka dapat dipastikan kader Fatayat akan percaya diri tampil ke depan. Hal demikian disebut oleh Yandri sebagai bekal untuk berkompetisi di tengah persaingan yang semakin berat.

“Jangan mengaku Fatayat NU kalau belum mengikuti latihan dasar,” ujar Yandri disambut aplaus peserta yang hadir.

Pria asal Bengkulu itu mengingatkan bahwa, tantangan ke depan semakin berat. Meski demikian, tantangan yang semakin berat itu juga harus disambut. Karena itu, Yandri berharap agar Fatayat NU merapatkan barisan untuk menjawab tantangan ke depan yang semakin komplek tersebut.

Baca juga :   Bantah Terkait Putusan MK Nomor 90, Bambang Pacul Pastikan Revisi UU MK Segera Rampung

Berbagai problem di masyarakat, menurut Yandri, merupakan ladang dakwah bagi Fatayat. Dan untuk berdakwah kepada masyarakat, Yandri berpesan agar para pengurus organisasi ini mempadupadankan gerakan.

Diungkapkan Yandri, saat ini terkadang orang berdakwah merasa paling benar sendiri, dan yang lain salah. Sikap yang demikian, menurut dia, harus dihindari.

“Lakukan dakwah secara pas. Lakukan dakwah yang santun agar menyentuh perasaan dengan tepat. Berdakwah yang rahmatan lil’alamin. Dakwah yang merangkul, bukan yang memukul,” beber Yandri.

Bukan hanya itu. Yandri juga ingin agar Fatayat ikut menyosialisasikan Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

“Nah, bagaimana Fatayat NU juga ikut menyosialisasikan Pancasila kepada perempuan-perempuan muda di luar Fatayat,” harap dia.

Yandri mengakui bahwa dirinya menaruh harapan besar kepada Fatayat, karena organisasi ini yang menaunginya adalah NU, oraganisasi yang selalu memegang kunci membumikan silaturahmi. Bangsa ini bisa bertahan sebab ada NU.

Baca juga :   Pembangunan Kesehatan Jasmani dan Mental Generasi Muda Harus Dilakukan Bersamaan

“NU organisasi besar, dari pusat hingga pelosok-pelosok desa, ada. Ada organisasinya, juga eksis pengurusnya,” puji  Yandri.

Karena itu, organisasi yang didirikan oleh Hadratussyech KH. Hasyim Asy’ari dan ulama lainnya itu, diharapkan agar terus memperkuat tali silaturahmi, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Pondok pesantren tempat acara tersebut memang di bawah asuhan Yandri Susanto. Dalam kesempatan itu, dirinya mengatakan bahwa Bai Mahdi Sholeh Ma’mun terbuka bagi siapa saja.

“Tempat ini terbuka bagi siapa saja yang mau dan ingin menggunakannya. Baik NU, Mathlaul Anwar, Muhammadiyah, Jamiatul Khoir, dan organisasi apa saja silahkan menggunakan tempat ini bila ada kegiatan,” tambah Yandri.

Tidak hanya organisasi massa, partai politik pun juga diperkenankan memanfaatkan aula yang ada untuk kegiatan. “Saya tidak ingin hanya gara-gara beda kepentingan, membuat kita memutus tali silarurahmi,” pungkas Yandri. (adi/red)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *