Cuaca Ekstrem, Sulit Pupuk, dan Panen Tidak Maksimal, Petani Gresik Sambat 

  • Bagikan
KORBAN CUACA: Penampakan seorang petani petani warga Dusun/Desa Terombangi, Kecamatan Cerme, Gresik sedang membersihkan hama tanaman padi miliknya yang terlihat tumbuh tidak normal karena ekstremnya cuaca dan langka-nya pupuk di pasaran.

INDOSatu.co – GRESIK – Petani di Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sambat. Penyebabnya, musim panen yang diharapkan bakal memperoleh hasil maksimal, ternyata malah justru sebaliknya.

‘’Hasil panen sepertinya jauh dari harapan, mas,’’ kata Sartam, 56, warga Dusun Terombangi, Kecamatan Cerme, Gresik kepada INDOSatu.co, Kamis (9/2).

Beberapa hari ke depan, petani di Gresik memang dijadwalkan bakal panen raya. Harapan mereka, hasil panen tahun ini bisa lumayan bagus. Namun, melihat kondisi tanaman padi miliknya, Sartam mengaku tidak bersemangat.

‘’Pokoknya tahun ini parah mas. Tidak sesuai harapan. Padahal, tenaga dan biaya yang kita keluarkan lumayan besar,’’ kata Sartam.

Baca juga :   Pemkab Bojonegoro Sukses Antarkan UMKM Unggulan ke Kancah Internasional

Sartam mengungkapkan bahwa, ada dua faktor yang membuat hasil panen padi petani tidak sesuai harapan. Pertama, kata dia, cuaca ekstrem di Gresik akhir-akhir ini sangat mengganggu keberlangsungan pertanian.

‘’Hampir dipastikan setiap hari di Gresik ini hujan, sehingga lahan tanaman dipenuhi dengan air,’’ kata Sartam.

Dengan curah hujan yang tinggi itu, kata Sartam, mengakibatkan pertumbuhan tanaman padi kurang baik. Karena itu, faktor alam dan cuaca ekstrem itu membuat hasil pertanian tidak maksimal.

Baca juga :   DPU Respons Cepat, Jalan Kedunglerep-Jegreg Sudah dalam Perbaikan

‘’Bagaimana bisa maksimal, wong tanaman padinya kacopan (terendam, Red) air,’’ kata Sartam.

Kedua, kata Sartam, yang dihadapi petani Gresik saat ini adalah sulitnya mendapatkan pupuk di pasaran. Padahal, di setiap desa ada kelompok tani, yang bisa menyuplai pupuk. Tetapi kenyataannya, kelompok tani tersebut tidak bisa menyuplai kebutuhan petani, sehingga pertumbuhan tanaman padi kurang bagus.

‘’Jadi, dua masalah itulah yang kita keluhkan. Khusus untuk pupuk, masak setiap petani cuma dijatah satu kwintal?,’’ kata Sartam penuh heran.

Satu kwintal itu pun, ungkap Sartam, masih dibagi untuk dua 2 jenis pupuk. Pupuk Ponska dijatah 50 kg, dan 50 kg lainnya untuk Urea. Untuk dua jenis pupuk sebanyak 1 kwintal itu, petani harus memgeluarkan duit Rp 260 ribu. ‘’Itu untuk jatah kelompok tani dengan harga subsidi,’’ kata Sartam.

Baca juga :   Diduga Tidak Berizin dan Langgar Aturan, Satpol PP Gresik Sweeping Spanduk-Reklame Bermasalah

Yang lebih bingung lagi, Sartam mengaku bahwa tanaman padi miliknya juga diserang hama sundep. Saat ini petani juga sedang menghadapi hama. Sundep ini jenis hama seperti ulat yang memakan dahan, sehingga padi tidak bisa tumbuh dangan baik. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *