INDOSatu.co – BOJONEGORO – Curah hujan yang terus menerus mengguyur Bojonegoro dalam beberapa hari terakhir membuat petani cabai Bojonegoro sambat. Akibat terlalu sering diguyur hujan itu, membuat tanaman petani cabai menjadi rusak. Belum lagi, diperparah dengan serangan lalat buah yang mengakibatkan buah cabai menjadi busuk, sehingga para petani menjadi rugi besar.
Seperti yang terjadi di Desa Panjang, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Memasuki musim penghujan ini, para petani cabai di daerah ini mengeluh akibat tanaman cabai yang mereka tanam rusak, selain serangan hama lalat buah yang membuat buah cabai para petani membusuk sebelum dipanen.
Sutiyono, 50, salah satu petani cabai mengatakan, bahwa rusaknya tanaman cabai miliknya itu terjadi dalam satu bulan terakhir ini. Tanaman cabai miliknya mengalami kerusakan berupa daun cabai yang mengecil dan keriput, sehingga membuat tanaman cabai tidak berbuah maksimal. Buahnya juga membusuk, sebelum dipanen. Sehingga, harga cabai menjadi anjlok. Padahal, ia sudah berusaha menyemprot dengan obat anti lalat buah, namun hama masih saja menyerang buah cabai mereka.
Jika kondisi normal, dia mengaku cabai jenis plompong per kilogram harganya Rp 20 ribu. Akan tetapi, karena kondisi buah cabai yang kini rusak, ia menjualnya cabai di pasaran, para tengkulak hanya berani membeli cabainya sebesar Rp 6.000 per kilogramnya. Hal itu jelas membuat para petani cabai di daerah ini rugi besar akibat cuaca dan serangan hama lalat buah.
“Ya, mau gimana lagi, hujan turun terus, ditambah lalat buah yang menyerang tanaman cabainya,” kata Sutiyono pasrah.
Karena terus merugi, Sutiyono mengungkapkan bahwa para petani dalam waktu dekat akan beralih dari menanam cabai ke tanaman padi yang lebih bisa tahan dengan air. Diharapkan, dengan mereka beralih ke tanaman padi dapat mengurangi kerugian dari tanam cabai sebelumnya. (*)