INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terus memperkuat pengembangan akademiknya. Kabar terkini, kampus dengan tagline “Muda Mendunia” itu saat ini tengah melakukan pengajuan 13 program pendidikan dokter spesialis baru. Selain itu, UMY juga menyiapkan RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagai rumah sakit pendidikan utama.
Langkah strategis tersebut merupakan bagian dari program percepatan pendidikan dokter spesialis yang dicanangkan pemerintah, sekaligus menjadi fokus utama pengembangan UMY pada periode kepemimpinan saat ini.
Rektor UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc., dalam pertemuan bersama para pendiri dan pimpinan UMY di Gedung AR. Fachruddin A, Rabu (22/10), menyampaikan bahwa UMY menjadi perguruan tinggi swasta (PTS) dengan pengajuan program spesialis terbanyak di Indonesia.
“Kita sedang menyiapkan pengajuan 13 program spesialis baru. Program ini merupakan bagian dari percepatan pendidikan dokter spesialis yang dicanangkan Presiden Prabowo. UMY menjadi salah satu PTS yang paling aktif dan banyak mengajukan izin pembukaannya. Ini bentuk kesiapan UMY untuk menjawab kebutuhan tenaga dokter spesialis di Tanah Air,” jelas Nurmandi.
Guna mendukung pelaksanaan program tersebut, setiap program spesialis minimal membutuhkan lima dosen dokter spesialis yang juga berpraktik di RS PKU Gamping. Dengan demikian, dibutuhkan setidaknya 65 dokter pengajar yang harus difasilitasi secara akademik maupun klinis.
Karena itu, kata Nurmandi, UMY kini tengah melengkapi berbagai fasilitas dan layanan pendidikan di RS PKU Muhammadiyah Gamping agar memenuhi standar pendidikan spesialis nasional.
Selain pengembangan program spesialis, UMY juga berkomitmen meningkatkan kualitas dosen dan akreditasi program studi. Nurmandi mengungkapkan, UMY saat ini memiliki 669 dosen, dengan lebih dari 300 di antaranya telah bergelar doktor, baik lulusan dalam maupun luar negeri.
Upaya peningkatan kualitas SDM ini, kata Nurmandi, akan terus diimbangi dengan peningkatan mutu akademik, di mana 75 persen program studi telah berakreditasi Unggul dan 40 persen berakreditasi internasional.
“Kami terus mendorong para dosen untuk melanjutkan studi doktoral agar kualitas pembelajaran semakin meningkat. Begitu pula dengan akreditasi internasional, karena UMY ingin sejajar dengan universitas bereputasi global. Semua ini dilakukan agar mahasiswa mendapat pengalaman belajar terbaik,” ujarnya.
Di sisi lain, UMY juga membuka peluang besar bagi mahasiswa internasional. Setiap tahun, lebih dari seribu calon mahasiswa luar negeri mendaftar ke UMY, namun hanya sekitar 40 mahasiswa. Ke depan, UMY menargetkan peningkatan jumlah mahasiswa asing yang mandiri secara pembiayaan, agar program internasional dapat berkelanjutan dan semakin kuat.
Nurmandi turut menyoroti kiprah lebih dari 60 ribu alumni UMY yang kini berkarier di berbagai sektor, terutama di bidang kesehatan, perbankan, diplomat, dan pemerintahan daerah.
“Banyak kepala dinas kesehatan dan direktur rumah sakit di berbagai provinsi adalah alumni UMY. Bahkan ada yang menjabat sebagai gubernur, salah satunya Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB),” ungkapnya.
Dengan berbagai capaian dan arah pengembangan tersebut, UMY menegaskan visinya untuk menjadi entrepreneurial university, yakni kampus yang mandiri, inovatif, dan berorientasi pada pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
“Kemandirian dan inovasi inilah yang akan terus kita tanamkan agar UMY tumbuh sebagai kampus unggul dan berdampak,” pungkas rektor asli Bangka Belitung ini. (NF)



