INDOSatu.co – LAMONGAN – Kehadiran tokoh nasional yang juga Tokoh Perubahan, Anies Baswedan di Lamongan Sport Center (LSC) mendapat sambutan luar biasa oleh jajaran Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Rakyat se-Jawa Timur.
Bukan hanya itu. Ribuan relawan dan simpatisan ABW juga tumplek blek memenuhi hall Lamongan Sport Center. Selain datang untuk mendengar langsung kabar terkini perkembangan politik di Tanah Air, para relawan tersebut juga memanfaatkan untuk berfoto bersama dan selfie bersama Gubernur Jakarta periode 2017-2022 itu.
Mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta itu hadir di Lamongan pada acara Dialog Kebangsaan yang mengambil tema “Menuju Indonesia Maju”, Sabtu, 27 September 2025. Mantan Mendikbud RI tersebut tiba di lokasi Sport Center sekitar pukul 09.30 WIB.
Dialog Kebangsaan yang digelar panitia dari Lamongan juga terlihat beda. Anies Baswedan tidak langsung menyampaikan materi dan paparan, lalu ditanya audiens, tetapi justru sebaliknya.
Beberapa perwakilan dari kalangan akademi, petani, nelayan, mahasiswa, emak-emak dan berbagai profesi lainnya diminta mengajukan pertanyaan, dan setelah setelah semua pertanyaan selesai, Anies langsung menjawab semua pertanyaan. Karena kecerdasan dan kehebatan Anies, semua materi pertanyaan yang diajukan dijawab dengan sangat runut dan trengginas.
Menurut Anies, ada banyak pertanyaan tentang perempuan dalam kesetaraan berpolitik terhadap dirinya. Terutama hak yang sama dalam Pemilu. ‘’Semua memiliki hak yang sama dalam pemilu, baik perempuan maupun laki-laki, kesetaraan kesempatan baik perempuan maupun laki-laki,’’ kata Anies.
Terang Anies, Indonesia merdeka tahun 1945. Dan Pemilu pertama diselenggarakan pada tahun 1955. Atau 10 tahun setelah kemerdekaan republik ini. ‘’Dan pada saat Pemilu pertama itu, tidak ada perdebatan tentang hak pilih kaum perempuan. Semua sama. Semua setara,’’ ujar Anies yang juga ikon gerakan perubahan tersebut.
Selain berbicara tentang kesetaraan hak perempuan dalam Pemilu, Anies juga menegaskan tentang money politics atau apapun namanya di dalam pemilu. ‘’Jangan lagi mau menjual-jual hak pilih kita hanya dengan pemberian sembako,’’ tutur Anies.
Mengapa Pemilu tidak jujur dan adil (jurdil)? Hal ini karena salah satunya ada sejumlah media yang self censorhip. Itu merupakan bentuk proses seleksi atau sensor diri secara intelektual dalam diri jurnalis ketika dia dihadapkan pada pilihan untuk semua pihak.
‘’Media banyak yang self censorhip. Ini menjadi pemilu yang tidak jurdil,’’ kata peraih gelar PhD dari Universitas Illinois Utara Amerika Serikat itu. (*)






