INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemkab Lamongan, Jawa Timur menggelar lomba nembang macapat memperebuitkan Bupati Cup di Aula Gajah Mada lantai 7, Pemkab Lamongan, Sabtu (1/6). Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, terselenggaranya lomba ini mampu memperkuat jati diri sebagai bangsa Indonesia, khususnya jati diri masyarakat Jawa.
Mengingat pesatnya perkembangan teknologi mampu mengubah peradaban, sehingga perlu pelestarian budaya yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
“Kecanggihan teknologi kalau tidak diikuti kekuatan kita dalam melestarikan budaya, apa yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita ini bisa menjadikan diri kita ini lupa akan jati diri, jati diri jawa, jati diri Indonesia,” tutur Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan saat membuka lomba macapat.
Meski pertama kalinya terselenggara, Pak Yes mengapresiasi kegiatan yang diinisiasi oleh Paguyuban Wilwatikta bersama Paguyuban Permadani yang mampu menarik minat lintas generasi dari berbagai daerah untuk uri-uri kabudayan.
“Saestu (Benar, Red) saya senang, bangga, bahagia, hari ini bisa ikut bersama-sama lomba nembang macapat. Insyaallah ini bisa menjadi agenda tahunan untuk dilaksanakaan di Kabupaten Lamongan,” tambah Pak Yes.
Diikuti sebanyak 55 peserta, lomba adu tarik suara tembang jawa ini tidak hanya berasal dari Lamongan namun juga dari Mojokerto, Jombang, Blitar, Surabaya, Sidoarjo, Blora hingga lainnya.
“Selamat datang para peserta yang datang dari luar daerah ada Surabaya, Blitar, Blora, dan lainnya yang datang jauh-jauh ke Lamongan. Semoga kedatangan jenengan (para peserta) berkesan semua. Berkesan dengan orang-orangnya, maupun kulinernya nanti bisa dicoba kuliner-kuliner ada nasi boran, soto, pecel lele yang pasti enak,” ucap Pak Yes.
Dikatakan Kiat Tarto, Ketua Panitia Lomba Nembang Macapat Bupati Cup bahwa, lirik-lirik tembang merupakan garapan asli PB Wilwatikta. Sementara dalam perlombaan para peserta dapat melantun dua tembang yang menjadi tembang wajib dan tembang pilihan untuk ditampilkan.
“Lirik tembang yang ditentukan panitia penyelenggara ini merupakan hasil karya sendiri dari Paguyuban Wilwatikta baik tembang yang wajib maupun tembang pilihan dan semuanya sudah tertera dalam juknis yang sudah diterima para peserta,” ungkap Tarto. (*)




