INDOSatu.co – JAKARTA – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 sarat dengan ujaran kebencian dan kekerasan verbal. Fenomena ini sangat disayangkan, karena calon pemimpin bangsa seharusnya menjadi teladan dalam menjunjung tinggi etika dan adab.
Dalam rilis resmi yang disampaikan Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes mengatakan, umpatan kasar bernada kebencian dengan mudah dilontarkan oleh satu capres kepada capres lain. Misalnya, “goblok”, “tolol”, “endasmu etik”, “pengkhianat”, “tebal muka”, “pembohongan” dan sebagainya.
Ucapan tersebut disampaikan di ruang terbuka, di tengah ratusan para pendukung yang mengelu-elukan Capres tersebut. Keteladanan seorang pemimpin itu sangat signifikan pengaruhnya untuk ditiru dan diikuti oleh pengikutnya.
”Kekerasan verbal yang dilakukan pemimpin pasti menjadi pembenaran, dan juga dorongan bagi para pengikutnya untuk melakukan hal yang semisal,” kata Fahmy.
Fahmy menilai, fenomena ini sangat berbahaya, karena dapat mendorong pengikutnya untuk bertindak yang lebih kasar, bahkan sampai kepada kekerasan fisik.
Adanya ancaman pembunuhan kepada Anies Baswedan, bisa jadi sebagai buah dari rasa kebencian yang terus dipupuk melalui berbagai framing oleh capres dan pendukungnya.
“Alangkah baik dan bijaknya bila semua capres dan cawapres menunjukkan etika dan adab yang luhur, dan lebih fokus kepada adu gagasan, adu program untuk menegakkan keadilan dan mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sambil berupaya untuk menciptakan kondisi kesatuan dan persatuan bangsa. Masih ada waktu untuk memperbaiki,” kata Fahmy.
Seperti diberitakan, Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto dalam beberapa kesempatan telah mengumbar kata-kata kasar capres lain pasca digelarnya debat resmi oleh KPU. Kata-kata kasar tersebut dimaknai dan ditujukan kepada Capres Anies Baswedan. Usai Debat Capres Pertama, di forum Rakornas Gerindra, Prabowo melontarkan kata “Ndasmu Etik.”
Tidak berhenti sampai di situ. Saat kampanye terbuka di Riau, Prabowo kembali menyampaikan kata-kata kasar dan tidak pantas terlontar dari mulut seorang Capres. Misalnya kata “goblok”, “tolol”, “pengkhianat”, “tebal muka”, “pembohongan” dan sebagainya.
Kata-kata kasar itu terlontar usai Debat Capres Ketiga yang digelar di Istora Senayan, Jakarta pada Ahad (7/1). Meski telah dihujat, Anies Baswedan tetap santai. Anies mernyerahkan semua penilaian soal Capres Prabowo itu kepada rakyat Indonesia. (*)