INDOSatu.co – JAKARTA – Indonesia berkabung. Hamzah Haz, Wakil Presiden meninggal dunia pada Rabu (24/7) pukul 09.30 WIb. Almarhum meninggal di usia 84 tahun. Hamzah Haz merupakan Wakil Presiden ke-9 RI yang mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri masa jabatan 2001-2004.
Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940. Dia merupakan Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri.
Berdasarkan profil pribadi, Hamzah sudah aktif berorganisasi sejak SMP. Dia lulus Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak pada 1961.
Pada tahun 1965, Hamzah kembali ke Pontianak dan meneruskan pendidikan S1 nya di Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura mengambil jurusan ekonomi perusahaan.
Dalam jenjang karir politiknya, Hamzah terpilih menjadi anggota DPR mewakili PPP. Di PPP, dia sudah beberapa periode menjadi pengurus. Karir menterengnya di PPP telah membuatnya terpilih menjadi Ketua Umum DPP PPP pada 1998.
Selain itu, Hamzah juga sempat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di kabinet Presiden B.J. Habibie pada 1998. Selang setahun, dia kemudian diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan.
Tanggal 29 Oktober 1999, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan (Menko Kesra dan Taskin). Kemudian pada tanggal 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden Indonesia yang ke sembilan.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) mengaku telah kehilangan sosok teladan, Hamzah Haz. Gus Yahya pun mengucapkan belasungkawa atas wafatnya mantan Wakil Presiden Republik Indonesia ke-9 tersebut.
“Atas nama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, atas nama jam’iyah Nahdlatul Ulama, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya KH Hamzah Haz, Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-9,” ucap Gus Yahya, di Kantor PBNU, Jakarta. Gus Yahya mengenang sosok Hamzah Haz sebagai aktivis, pejuang dan pemimpin NU yang gigih semasa hidupnya.
“Beliau adalah aktivis, pejuang, dan pemimpin Nahdlatul Ulama yang gigih sepanjang hidupnya untuk memperjuangkan Nahdlatul Ulama, memperjuangkan bangsa dan negara,” imbuhnya. Tak lupa, Ketum PBNU mendoakan agar almarhum diberi tempat yang mulia di sisi Allah SWT. (*)



