INDOSatu.co – BOJONEGORO – Pemkab Bojonegoro terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Bojonegoro. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menggandeng kampus-kampus bonafid. Guna merealisasikan misi mulia tersebut, Bupati Setyo Wahono melakukan penandatanganan MoU dengan delapan perguruan tinggi.
Penandatanganan itu dilakukan pada malam tasyakuran menjelang Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-348 yang digelar di Pendopo Malowopati, Bojonegoro. Langkah tersebut sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan masa depan generasi Bojonegoro di masa mendatang.
Delapan kampus tersebut, yakni Universitas Airlangga Surabaya, Institut Pertanian Bogor, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Pembangunan Nasoional Veteran Jawa Timur, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Institut Teknologi Nasional Malang, Universitas NU Sunan Giri Bojonegoro, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Bojonegoro.
“Harapannya dengan delapan kampus ini, kajian dan riset mereka akan menjadi panduan kami untuk membangun Bojonegoro lebih baik dan terukur,” jelas Bupati Wahono, Ahad (19/10).
Perwakilan delapan kampus tersebut hadir untuk mengikuti rangkaian doa bersama dan tasyakuran HJB ke-348 yang dilakukan di Pendopo Malowopati Bojonegoro. Puncak acara HJB berlangsung pada Senin (20/10) menandai usia Bojonegoro yang ke-348 tahun.
Sedangkan Wakil Bupati Nurul Azizah menambahkan bahwa, momen HJB ke-348, bukan milik sekelompok orang saja, melainkan milik seluruh masyarakat Bojonegoro. Hal itu ditandai dengan pakaian batik obor sewu yang kini menjadi ciri khas Bojonegoro.
Di motif batik obor sewu, ada gambar api abadi yang memberi makna bahwa api abadi adalah lambang nyala tak pernah padam sehingga akan menjadi penerang. “Batik Obor Sewu telah ada SK dan Perbup,” pungkasnya.
Sementara itu, Rektor UPN Veteran Jawa Timur, Prof. Dr. Ir. Akhmad Fauzi, M.MT., mengatakan langkah strategis dalam membangun sinergi dunia akademik dengan pemerintahan daerah. Ada hal yang membedakan perguruan tinggi dengan lembaga pendidikan lain, yakni tri dharma. Jika pengajaran ada di semua lembaga pendidikan. Maka tri dharma kedua dan ketiga hanya ada di perguruan tinggi.
“Yakni ada penelitian dan pengabdian masyarakat. Dan kami ingin menghadirkan tri dharma yang berdampak di Bojonegoro,” terangnya.
Kekayaan intelektual yang ada di perguruan tinggi, lanjut Rektor UPN, harus bisa diaplikasikan oleh masyarakat. Karena itu, kolaborasi menjadi hal penting antara kampus dan pemerintah daerah. “Ini kolaborasi untuk meuwujdkan kampus berdampak agar menghasilkan daerah yang berdaya,” tegas Akhmad Fauzi. (*)
Delapan Kampus yang digandeng Pemkab Bojonegoro;
- Universitas Airlangga Surabaya.
- Institut Pertanian Bogor.
- Universitas Muhammadiyah Malang.
- Universitas Pembangunan Nasoional Veteran Jawa Timur.
- Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
- Institut Teknologi Nasional Malang.
- Universitas NU Sunan Giri Bojonegoro.
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia Bojonegoro.



