Jadi Lumbung Pangan, Lamongan Terus Lakukan Diversifikasi Tanaman Hortikultura

  • Bagikan
VARIETAS UNGGULAN: Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (kaos putih) membela melon hasil budidaya Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lamongan. Tanam melon perlu dibudidayakan karena bernilai ekonomis tinggi.

INDOSatu.co – LAMONGAN – Menyandang predikat sebagai lumbung pangan nasional, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mengembangkan tanaman pangan masyarakat, salah satunya dengan divesifikasi (penganeragaman) tanaman pangan hortikultura.

Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Lamongan Yuhronur Efendi saat melakukan petik melon di Green House Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Lamongan, diversifikasi tanaman pangan menjadi langkah Pemkab Lamongan dalam penyempurnaan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pemerintah.

“Yang dilakukan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ini dalam rangka mencukupi kebutuhan para petani, tidak hanya persoalan kualitas produksi saja, tapi juga keberlangsungannya. Ini yang harus terus kita pertahankan dan tambahan lagi, sekarang yakni diversifikasi tanaman pangan,” tutur Pak Yes, sapaan aktab Bupati Lamongan.

Sebab, output penanaman melon di green house dinas pertanian seluas 8 x 10 m2 yang dikelola dan ditanam secara langsung oleh pewagai DKPP Kabupaten Lamongan untuk ditularkan dan disosialisasikan kepada kelompok tani di wilayah-wilayah yang berpotensi pengembangan hortikultura.

Baca juga :   Arisan dan Investasi Bodong Rugikan Rp 260 Juta, Kapolres: Warga Harus Hati-Hati

Selain itu, memasuki musim penghujan, Pak Yes meminta kesiapan DKPP Lamongan untuk masuki musim tanam hingga langkah antisipasi keberadaan hama. “Mari terus bersama-sama bergandeng tangan, khususnya para petugas lapangan (PPL) yang ada sebagai ujung tombak dengan sekolah lapang yang tidak hanya dilaksanakan secara formal saja, tapi juga menghasilkan sebuah inovasi-inovasi,” ucap Pak Yes.

Disisi lain, terdapat tiga tantangan dalam merealisasikan diversifikasi pengelolaan pangan, yakni kualitas lingkungan, teknologi pertanian, dan kesiapan sumber daya manusia (SDM). Sehingga dalam menyelesaikan persoalan tersebut, Pemkab Lamongan memberikan hand tracktor kepada kelompok tani Fajar Tani Banaran Desa Soko, Kecamatan Tikung; Kelompok Tani Maju Mojokerep, Desa Wonokromo, Kecamatan Tikung; dan Kelompok Tani Peertiwi Desa Banjarejo, Kecamatan Sukodadi serta pompa air kepada kelompok tani Rame Gawe I Desa Prijekngablak, Kecamatan Karanggeneng.

Baca juga :   Dukung SDM Berdaya, Menko PMK dan Bupati Lamongan Ajak Dialog Nelayan

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan Mohammad Wahyudi mengungkapkan, panen melon pertama di Green House DKPP Lamongan tersebut menjadi contoh kepada masyarakat akan diversifikasi tanaman yang tidak hanya padi, jagung, kedelai, dan sorgum.

“Ini merupakan contoh kepada masyarakat. Mari kita diversifikasi tanaman tidak hanya padi, tidak hanya jagung, karena melon ini juga nilai ekonomisnya cukup tinggi,” ucap Wahyudi.

Meski dilakukan penanaman melon di musim kemarau yang tinggi, kata Wahyudi, DKPP Lamongan mampu memanen melon varietas red aroma dengan berat 1,5 – 1,7 kg/buah dalam masa tanam 75 hari. Melon yang ada di green house Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian ini luasnya 8 x 10 m2, tanamannya ada 204, karena panas yang luar biasa dan suhu rata-rata kemarin itu 45 drajat. ”Jadi, dengan posisi seperti itu, hasil satu buah beratnya antara 1,5 sampai 1,7 kg. Ini perlu ditularkan kepada teman-teman yang lain,“ ujarnya.

Baca juga :   Ayah-Anak Ditemukan Tewas di Ruang Tamu, Kapolsek Palang: Pelaku Sosok Tertutup

Tak hanya itu, perkembangan tanaman holtikultura di Kabupaten Lamongan telah mengalami tren positif. Di beberapa wilayah seperti Kecamatan Ngimbang, Sugio, Sambeng, Modo, Paciran, Brondong hingga beberapa daerah sekitar mampu membudidayakan berbagai jenis varietas melon, pisang cavendish, dan berbagai sayur secara green house maupun hidroponik.

“Alhamdulillah di Lamongan sudah mulai beragam, ketersediaan ganaman pangan, dan saat ini sudah ada transfer pengalaman kepada masyarakat dari pengalaman sendiri yang dibawakan oleh DKPP,” pungkas Wahyudi. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *