INDOSatu.co – LAMONGAN – Bupati Lamongan Yuhronur Efendi (Pak Yes) menanam ratusan bibit mangrove di Blimbing, Kecamatan Paciran. Menurut dia, kegiatan tersebut dapat memberikan dampak besar bagi nelayan dan ekosistem laut.
“Kegiatan pembersihan pantai dan penanaman mangrove ini dapat memberikan manfaat besar bagi nelayan khususnya, dan ekosistem laut. Mangruve memeiliki peranan yang sangat penting mulai dari abrasi pantai, ekosistem yang ada, sehingga bisa terjaga,” tutur Pak Yes, saat memimpin apel, Selasa (9/1).
Penanaman 300-an bibit mangrove di sepanjang bibir pantai Lamongan tersebut merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Kodim 0812 Lamongan dalam Karya Bakti TNI Pembersihan Pantai di Wilayah Kodim 0812 Lamongan.
Selain penanaman bibit mangrove, pada kesempatan tersebut juga dilakukan pembersihan pantai secara bertahap bersama, TNI, Polri, Rukun Nelayan (RN), LSM, dan FKPPI. Keterlibatan lebih dari 150 orang dari berbagai elemen masyarakat, kata Pak Yes, menjadi salah satu langkah preventif dalam mengatasi permasalah lingkungan.
“Membuang sampah di aliran sungai ternyata masih banyak terjadi dan didominasi sampah rumah tangga, yang dibersihkan dari sini. Setelah aliran sungai ini bersih, jangan sampai aliran sungai ini menjadi tempat pembungan sampah, karena kebersihan adalah kepentingan bersama,” ungkap Pak Yes.
Kedepan, untuk mempercepat normalisasi aliran sungai, pembersihan pantai yang dilakukan oleh Kodim 0812 Lamongan akan diintegrasikan dengan Gerakan Bersih Lumpur Saluran Dalam Kota (Gempur Saloka).
“Sebenarnya pembersihan pantai sudah dilakukan beberapa kali, yang saat ini adalah pelebaran atau normalisasi. Nanti akan kita lanjutkan. Selain penanaman mangrove, juga akan kita lanjutkan sisa-sisa pelebaran aliran sungai yang kita integrasikan dengan Gempur Saloka,” kata Pak Yes.
Dandim 0812 Lamongan Letkol (Arm) Ketut Wira Purbawan mengungkapkan, normalisasi saluran air tersebut ditujukan untuk antisipasi bencana alam. Mengingat saat ini telah memasuki musim penghujan.
“Kita melakukan kegiatan ini untuk normalisasi saluran air. Ini sebagai bentuk ketanggapan kita. Mengingat situasi sekarang sudah terjadi perubahan iklim dari kemarau menjadi penghujan. Apabila saluran terhambat ini akan terjadi bencana alam, khususnya banjir,” kata Dandim.
Dandim berharap, melalui kegiatan TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD), dapat menjadi pematik masyarakat setempat untuk lebih mencintai dan memiliki lingkungan demi terwujudnya kelestarian alam. (*)




