INDOSatu.co – THAILAND – Bentrok kembali terjadi antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan pada Ahad (27/7). Setelah menewaskan sedikitnya 33 orang, pemimpin kedua negara, antara Thailand dan Kamboja akan bertemu di Malaysia pada hari Senin untuk membahas upaya mengakhiri permusuhan. Demikian diungkapkan seorang juru bicara pemerintah Thailand.
Para pemimpin kedua negara akan bertemu di Malaysia untuk mengadakan pembicaraan guna mengakhiri permusuhan, kata juru bicara kantor perdana menteri Thailand pada hari Minggu.
Jirayu Huangsap mengatakan, Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai akan menghadiri pembicaraan hari Senin sebagai tanggapan atas undangan dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim “untuk membahas upaya perdamaian di kawasan.”
Juru bicara itu juga mengatakan mitra Phumtham dari Kamboja, Hun Manet juga akan menghadiri pembicaraan tersebut, meskipun hal ini belum segera dikonfirmasi oleh pihak Kamboja.
Kedua negara tetangga, memperebutkan wilayah yang menjadi tujuan jutaan wisatawan asing. Karena rebutan wilayah strategis itu pula, konflik berdarah dalam beberapa tahun terakhir terjadi di perbatasan wilayah yang disengketakan, dengan sedikitnya 33 orang dipastikan tewas dan lebih dari 200.000 orang mengungsi.
Keduanya sebenarnya bersedia memulai berunding untuk mengakhiri pertempuran, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara kepada kedua perdana menteri pada Sabtu malam dan mengatakan mereka telah sepakat untuk bertemu dan “segera menyusun” gencatan senjata.
Namun, bentrokan artileri baru meletus pada Ahad pagi di dekat dua kuil kuno yang telah lama diperebutkan di wilayah perbatasan antara Kamboja utara dan Thailand timur laut yang telah menyaksikan sebagian besar pertempuran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Maly Socheata mengatakan pasukan Thailand mulai menyerang daerah sekitar kuil pada pukul 4:50 pagi.
Debaran artileri yang teratur menggetarkan jendela-jendela di kota Samraong, Kamboja, sekitar 20 kilometer (12 mil) dari garis depan, sebagiama dilansir kantor berita AFP.
Wakil Juru Bicara Angkatan Darat Thailand Ritcha Suksuwanon mengatakan pasukan Kamboja mulai menembakkan artileri sekitar pukul 4:00 pagi saat kedua belah pihak bertempur untuk menguasai posisi strategis.
Sepakat Gencatan Senjata
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada hari Ahad mengatakan negaranya “menyetujui usulan gencatan senjata segera dan tanpa syarat antara kedua angkatan bersenjata”.
Ia mengatakan Menteri Luar Negerinya Prak Sokhonn akan berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio untuk berkoordinasi dengan pihak Thailand, tetapi memperingatkan Bangkok agar tidak mengingkari perjanjian apa pun.
Setelah panggilan telepon Trump, Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai mengatakan ia pada prinsipnya setuju untuk memasuki gencatan senjata dan memulai perundingan “sesegera mungkin”. (*)