INDOSatu.co – BOJONEGORO – Putusnya Jembatan Gantung yang menghubungkan Desa Sidodadi dan Desa Sukosewu, Kecamatan Sukosewu membuat warga desa setempat kelimpungan. Mereka mengaku sambat karena kesulitan akses dari dan menuju desanya.
Hingga kini, belum tahu pasti kapan jembatan tersebut akan diperbaiki. Jembatan gantung di Desa Sidodadi itu sendiri seling talinya putus pada 13 Februari lalu. Selama itu pula, warga menunggu perbaikan jembatan tersebut.
‘’Belum ada kabar pasti terkait tindak lanjut perbaikan atau pembangunan jembatan (Jembatan Gantung Sidodadi, Red), mbak,’’ kata Kades Doni Prasetion kepada INDOsatu.co, Sabtu (25/3).
Doni mengaku, bahwa pada 14 Februari, pihaknya sudah melaporkan putusnya jembatan tersebut ke Pemkab Bojonegoro. Bukan hanya itu. Doni juga mengaku sempat melaporkan ke Dinas PU Bina Marga setempat.
‘’Belum lama ini sih juga sudah disurvei, tapi masih belum ada konfirmasi lebih lanjut. Apakah direalisasi perbaikannya atau tidak, belum jelas,” tutur Doni.
Terkait keberlangsungan jembatan tersebut, Doni mengungkapkan bahwa informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten, diperoleh kabar bahwa surat permohonan perbaikan jembatan itu masih di meja bupati.
‘’Sedangkan informasi dari PU, diperoleh kabar surat perbaikan jembatan akan dibawa dalam rapat musrenbang atau apa istilahnya saya juga belum jelas. Kita diminta menunggu atau disuruh memperbaiki sendiri, juga belum tahu,’’ kata Doni.
Sebenarnya, kata Doni, di wilayah Desa Sidodadi itu banyak jembatan yang rusak. Misalnya jembatan di Kedung Papak, itu juga putus. Setiap tahunnya, Doni mengaku telah menganggarkan dana untuk perbaikan, dan tahun ini sudah dianggarkan sebesar Rp 15 juta. Dana itu rencananya untuk penggantian papan jembatan, tapi yang putus malah seling-nya.
Doni mengaku akan terus berkoordinasi dengan pemkab. Doni juga memaklumi membutuhkan dana untk perbaikan banyak jembatan di Sidodadi. Di Desa Sidodadi, kata Doni, wilayahnya lumayan cukup luas dan rata-rata banyak warganya yang kerja di pasar lokal, lalu anak-anak juga banyak yang bersekolah di SMP 2 Balen.
Dan sebaliknya, kata Doni, warga Desa Ngadiluhur juga banyask yang punya lahan pertanian di Desa Sidodadi. Karena itu, putusnya jembatan gantung itu membuat akses warga Desa Sidodadi menjadi susah. Sebenarnya bisa ditempuh dengan jalan alternatif, tapi jauhnya mencapai 3-4 km.
‘’Untuk memperbaiki jembatan di wilayah kami, jelas membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Pemkab sendiri juga harus ada perencanaan dan sebagainya. Kita tunggu, mudah mudahan ada kabar baik,’’ kata Doni.
Dia berharap perbaikan jembatan itu segera direalisasikan karena jembatan itu memang sangat penting dan masyarakat juga banyak mengeluh terkait putusnya jembatan tersebut. ‘’Kita ingin perbaikan secepatnya. Lebih cepat lebih baik,’’ pungkas Doni. (*)