INDOSatu.co – JAKARTA – Tokoh nasional, Anies Baswedan turun langsung ke lokasi bencana. Salah satu yang dikunjungi Anies adalah Pondok Pesantren Darul Mukhlisin di Tamiang, Aceh. Pondok tersebut tidak hanya menjadi pusat pendidikan agama, tetapi juga berperan sebagai benteng alami ketika wilayah tersebut dilanda bencana banjir besar beberapa hari yang lalu.
Dalam dialog dengan Anies di lokasi, pengasuh pesantren menjelaskan bagaimana arus air dari hulu—yang berasal dari sungai di balik kawasan hutan—mengalir deras menuju pemukiman warga.
Namun alur air itu tertahan ketika sampai di area pesantren yang memiliki lahan luas dan bangunan-bangunan kokoh. Kondisi tersebut membuat air melambat dan tidak langsung menerjang permukiman warga di belakangnya.
“Berhenti di sini semuanya. Air dari sungai itu kuat sekali, tapi ketika sampai lapangan besar dan bangunan pesantren ini, alhamdulillah tertahan,” ujar sang pengasuh kepada Anies dalam video yang diunggah di kanal YouTube Anies Baswedan seperti dikutip INDOSatu.co, Jumat (12/12).

Anies mengamati langsung alur air yang mengarah dari bukit menuju dataran rendah tempat pesantren berdiri. Ia mengapresiasi bagaimana keberadaan pesantren justru memberikan manfaat yang tak terduga bagi keselamatan warga sekitar.
“Alhamdulillah, masya Allah. Kalau tidak tertahan di sini, air bisa masuk ke permukiman semua,” kata Anies.
Pengasuh pesantren menegaskan bahwa warga sekitar bersyukur karena keberadaan pesantren berperan besar saat banjir besar terjadi. “Betul, Pak. Itu yang kami syukuri. Luar biasa sekali.”
Selain sebagai tempat pendidikan, bangunan-bangunan yang kokoh serta area lapangan yang luas di kompleks pesantren terbukti mampu meredam laju air sebelum mencapai rumah-rumah warga. “Semua tertahan di sini, alhamdulillah. Pesantren ini seperti benteng, Pak,” imbuh pengasuh pesantren.
Kunjungan Anies Baswedan ini sekaligus memperkuat kesadaran tentang pentingnya tata ruang dan keberadaan fasilitas publik yang dapat berfungsi ganda, termasuk dalam mitigasi bencana. Pesantren Darul Mukhlisin menjadi contoh bagaimana institusi pendidikan juga dapat memberikan manfaat ekologis dan sosial bagi masyarakat sekitarnya.

Saat mengunjungi Tamiang, Aceh, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyalurkan donasi truk yang digali dari dukungan banyak tangan dan hati, donasi untuk korban banjir bandang dan longsor di Sumatera melalui Humanies Project telah terkumpul sekitar Rp 1,8 miliar.
“Terima kasih sebesar-besarnya untuk semua yang telah ikut menyumbang, menyebarkan kabar, dan menguatkan langkah kemanusiaan ini,” kata Anies.
Tiga truk bantuan dari Humanies kembali diberangkatkan menuju wilayah terdampak. “Bantuan kami kirimkan melalui jalur darat, karena akses pengiriman udara masih sangat terbatas,” jelasnya.
Sebelumnya, lanjut dia, tim Humanies sudah lebih dulu berada di lokasi bencana, menyalurkan bantuan awal dan membantu proses pemulihan bersama warga setempat. Tim Bagana dari Gerakan Rakyat juga bekerja langsung di lapangan, terutama di wilayah Sumatera Barat. (*)



