Kerahkan Tim Gabungan, Gus Yahya: Bencana Sumatera Prioritas PBNU

  • Bagikan
AKSI PEDULI: Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf (tengah) saat memimpin rapat penaggulangan bencana di Sumatera di Kantor PBNU, Kamis (11/12).

INDOSatu.co – JAKARTA – Meski menghadapi dinamika internal, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tetap tegar. Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin, Kelurahan Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah itu tetap melaksanakan tugasnya sebagai Ketua Umum PBNU.

Gus Yahya menegaskan bahwa penanganan bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menjadi prioritas utama PBNU dalam beberapa saat ke depan. Hal itu disampaikan Gus Yahya usai Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebencanaan PBNU, di Lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (11/12).

Gus Yahya menjelaskan bahwa, seluruh perangkat PBNU harus fokus untuk mempercepat respons kemanusiaan. Ia menyebut bencana di Sumatera sebagai situasi darurat yang memerlukan gerak cepat, kolaboratif, dan tanpa hambatan.

Gus Yahya kemudian menyiapkan koordinasi nasional dengan mengerahkan tim gabungan yang terdiri dari LPBINU, LAZISNU, LKKNU, LKNU, dan unit khusus NU Care/NU Peduli untuk merespons bencana secara terstruktur. Seluruh lembaga tersebut kini berada dalam satu sistem komando penanganan kebencanaan.

Baca juga :   Terkait Instruksi Said Iqbal soal Larangan Aksi Demo Sejuta Buruh, KSBSI Menolak Tegas

Menurut Gus Yahya, progres lapangan sangat cepat dalam beberapa hari terakhir terutama soal penggalangan dana untuk kebencanaan di Indonesia.

“Ini kemudian telah kita susun jadi satu khas khusus untuk penanggulangan kebencanaan ini dan mereka sudah bekerja dengan progres yang cukup cepat. Sekarang dalam waktu beberapa hari ini yang sudah berhasil digalang resolusi yang sudah berhasil digalang misalnya yang sudah di tangan sudah tidak kurang dari 1 miliar rupiah. Besok insyaallah akan masuk lagi sekitar lebih dari Rp 2 miliar,” ujar Gus Yahya.

Ia menegaskan bahwa, dukungan dana tersebut berasal dari berbagai aktivitas kemanusiaan di dalam dan luar negeri, termasuk sinergi dengan lembaga filantropi global.

Selain itu, NU telah membangun sejumlah posko kemanusiaan yang kini terus bertambah. Gus Yahya sebut PBNU akan segera merilis laporan resmi perkembangan penanganan bencana untuk memastikan keterbukaan informasi publik. Untuk memperkuat koordinasi, Gus Yahya menunjuk Wasekjen PBNU H Muhammad Faesal sebagai Ketua Satgas Kebencanaan PBNU.

Baca juga :   Fernando: Jokowi Perlu Reshuffle untuk Tingkatkan Kinerja Kabinet

Satgas ini akan memimpin dan mengonsolidasikan seluruh lembaga terkait agar penanganan bencana berjalan terpadu. Tim satgas diberi instruksi untuk berkoordinasi intensif dengan BNPB, Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah dan lainnya.

“Saya tadi mengarahkan pada teman-teman yang menanggung jawab ini untuk melakukan koordinasi secara intensif dan konstruktif dengan lembaga-lembaga lain yang relevan khususnya dengan pemerintah, dengan BNPB, termasuk juga dengan pemerintah daerah,” tegasnya.

Gus Yahya juga membuka kemungkinan akan turun langsung ke lokasi bencana untuk menengok secara langsung kondisi bencana tersebut.

“Mudah-mudahan dalam waktu 1-2 hari saya juga bisa datang ke daerah yang terkena, mungkin ke Aceh, Sumatera Barat, atau Sumatera Utara, untuk engage (melibatkan) dengan pihak-pihak di sana,” ujarnya.

Baca juga :   Tanggapi Santai Simulasi Hasil Survei, Prabowo: Bisa Dibayar, dan Tak Wakili Rakyat

Meski penanganan bencana menjadi prioritas, Gus Yahya menegaskan bahwa program-program strategis PBNU tetap harus berjalan. Beberapa program yang ia tekankan di antaranya program makan bergizi gratis, dengan satgas khusus.

“Sudah ada lebih dari 500 titik SPPG yang sudah mendapatkan otorisasi lebih 200 yang sudah jalan dapur-dapurnya dan ada sekitar lebih 500 lagi yang sedang dalam proses verifikasi,” terangnya.

Kemudian Sekolah Manajemen Pesantren (SMP) RMINU, yang menurut Gus Yahya harus diteruskan tanpa hambatan. Lalu Program Pertanian PBNU, yang mengelola lebih dari 400 ribu hektare lahan milik warga NU untuk pangan, perkebunan, dan kebutuhan strategis lainnya.

Seluruh program tersebut, kata Gus Yahya, tidak boleh terpengaruh dinamika internal organisasi. “Ini semua tadi dilaporkan dan kita tegaskan untuk terus dijalankan tanpa boleh ada gangguan sedikit pun,” pungkasnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *