Kinerja Prabowo Belum Signifikan, Direktur RPI Sarankan Rombak KMP

  • Bagikan
DISOROT TAJAM: Presiden Prabowo Subianto yang sudah hampir enam bulan memimpin negara, tetapi hasil kinerjanya dinilai masih belum signifikan.

INDOSatu.co – JAKARTA – Hampir enam bulan Presiden Prabowo Subianto menjadi pemimpin negara. Akan tetapi, hingga kini belum ada dampak signifikan dari hasil kinerjanya maupun kementerian yang dirasakan masyarakat.

Menyikapi fenomena tersebut, Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas meminta agar Presiden Prabowo segera merombak para menteri di kabinet Merah Putih tersebut.

”Itu (merombak kabinet, Red) adalah salah satu solusi agar negara itu bisa lari kencang,” kata Fernando kepada INDOSatu.co, Jumat (18/4).

Baca juga :   DPR Minta Kemenlu Segera Evakuasi WNI Buntut dari Perang Terbuka Israel-Palestina

Seperti diketahui, masa kepemimpinan Prabowo akan genap 6 bulan sejak awal dilantik pada 20 Oktober 2024. Fernando belum melihat ada perubahan signifikan bagi rakyat dari kepemimpinan Prabowo.

“Prabowo Subianto sebaiknya merombak susunan para pembantunya yang ada di Kabinet Merah Putih supaya bisa melakukan kerja yang langsung dirasakan oleh masyarakat,” beber Fernando.

Baca juga :   Amandemen UUD 1945, Amien Rais Tak Keberatan, Bamsoet: Semua Parpol Setuju

Fernando merasa, enam bulan kepemimpinan Prabowo masih dipenuhi kekhawatiran. Pertumbuhan ekonomi, permasalahan politik, hingga stabilitas demokrasi masih belum terasa lebih baik.

“Selain itu, enam bulan masa kepemimpinan Presiden Prabowo mengkhawatirkan berbagai pihak terkait dengan perekonomian, politik, dan demokrasi ke depan,” ujarnya.

Fernando mengatakan, Prabowo mesti melakukan peremajaan di jajaran kabinetnya. Hal ini guna mendapat kepemimpinan yang bermanfaat untuk masyarakat. Saat ini, Prabowo harus lebih mengutamakan kualitas daripada hanya sekadar balas budi politik.

Baca juga :   Peluang Erick di Pilpres, Fernando: Lebih Bisa Diterima Semua Kalangan dan Parpol

“Prabowo perlu melakukan perampingan anggota Kabinet Merah Putih melihat defisit APBN pada Februari yang lalu dan ancaman krisis global yang kemungkinan akan sangat berdampak terhadap Indonesia,” pungkas Fernando. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *