INDOSatu.co – TUBAN – Ditengah jalannya pelantikan anggota DPRD Tuban, mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Tuban melakukan aksi masa di depan Dedung DPRD setempat, Senin (26/8).
Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas sesama aktivis kampus di Jakarta yang ditahan aparat dalam demo menolak Revisi RUU Pilkada oleh DPR. Dalam aksinya, mereka menuntut pembebasan kepada para aktivis yang hingga kini masih ditahan aparat hukum.
Salman Alfarisi, perwakilan dari Wakil Pertimbangan Presiden (Watimpres) BEM Tuban menyampaikan, mahasiswa akan terus mengawal jalannya demokrasi dan mengutuk tindakan represif oleh aparat. Dia meminta aparat tidak lagi melukai para aktivis yang menyampaikan aspirasi.
“Kami demo itu menyampaikan aspirasi bukan mengajak berkelahi,” ucap Salman.
Secara terpisah, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Tuban juga melakukan aksi masa di sisi lain gedung dewan. Mereka juga melakukan aksi menolak RUU Pilkada dan juga mengkritik adanya anggota dewan yang melakukan joget-joget di tengah sidang paripurna.
Ahmad Wafa Nasrullah, ketua PMII Cabang Tuban menyampaikan bahwa, mereka mengkritisi para anggota dewan yang joget-joget ketika rapat, dan di kesempatan lain juga masih banyak anggota dewan yang tidak hadir. Wafa menyayangkan hal tersebut karena anggota dewan harusnya menjadi teladan bagi masyarakat.
“Pas membahas masalah serius, banyak yang mangkir absen. Kalo pas lagi joget-joget saja rame yang datang,” ungkap Wafa kecewa.
M. Miyadi, anggota dewan yang menemui para masa aksi menerima kritikan dari para demostran. Miyadi meminta maaf jika ada kesalahan anggota dewan selama bertugas. Dia juga berpesan untuk para demostran untuk melakukan aksi dengan tertib dan tidak melakukan hal-hal anarkis.
“Masalah joget-joget, itu di waktu istirahat, bukan di tengah-tengah rapat,” ungkap Ketua Dewan yang baru saja demisioner tersebut, “Saya mewakili seluruh anggota dewan memohon maaf atas tindakan tersebut.” (*)