INDOSatu.co – JAKARTA – Mantan Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Din Syamsuddin, meminta KPK segera menyelesaikan dugaan korupsi jual beli kuota haji Kemenag 2023-2024. Harapannya, agar kasus tersebut tidak liar, menimbulkan fitnah, dan segera tuntas, sehingga tidak merusak nama baik dan masa depan seseorang.
“Apalagi kasus dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji itu terkait amanah mulia dari seseorang yang pernah sebagai menteri agama. Maka jika itu benar terjadi, perlu segera dituntaskan,’’ kata Din Syamsuddin kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/9).
Menurut alumni Ponpes Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur itu, pengusutan kasus dugaan korupsi tersebut memang penting agar siapa pun mereka, dari latar belakang apa pun, memegang amanah dengan teguh. Apalagi ini berlatar belakang ranah keagamaan.
“Karena itu sebagai umat Islam, saya pribadi dan juga kita semua, tetap berada dalam sikap mendorong dilakukannya amar ma’ruf nahi munkar, yaitu dilakukan penyelesaian secara hukum. Ini juga sekaligus kita menegakkan negara berdasarkan hukum,’’ tegas Din.
Meski demikian, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, meminta agar masyarakat tidak perlu terjebak dalam emosi, baik itu dalam mendukung penegakkan hukum maupun mencegahnya . “Yang terakhir saya juga minta siapa pun pelakunya harus diusut dan tidak perlu dikaitkan dengan latar belakang organisasi.”
Selanjutnya, Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta itu mengatakan bahwa korupsi adalah kejahatan kemanusiaan dan kerakyatan yang sangat merusak, karena itu berbahaya. Tindakan ini dapat dikategorikan sebagai alfasadul akbar (kerusakan yang sangat besar). Hal ini karena yang dicuri bahkan dijarah adalah uang hak rakyat.
Uang hak rakyat itu, kata Prof. Din, sedianya dapat untuk perwujudan kesejahteraan rakyat. Ini tentu semakin memprihatinkan jika korupsi itu terjadi di ranah keagamaan. Apalagi ini terjadi pada kegiatan yang bersifat peribadatan seperti haji dan umrah.
”Akibatnya, tingkat kemudharatannya menjadi sangat tinggi. Dan itulah yang saya katakan tadi sebagai alfasadul akbar. Pelakunya adalah perusak-perusak yang sangat berat sekali. Saya yakin akan ada pertanggungjawaban di dunia dan akhirat,’’ pungkas cendekiawan muslim asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. (*)



