Oposisi Klaim Menang, Demo Hasil Pilpres Kamerun, Empat Orang Tewas

  • Bagikan
REPRESIF: Polisi anti huru hara menggunakan gas air mata dan air untuk membubarkan protes oposisi yang menuntut transisi politik, menyusul pemilihan presiden 12 Oktober, di Garoua, Kamerun, Ahad (26/10).

INDOSatu.co – YAOUNDE – Kamerun bergolak. Empat orang dinyatakan tewas pada hari Ahad (26/10) dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pengunjuk rasa pembela rival Paul Biya dalam Pilpres yang digelar 12 Oktober lalu.

Para pendukung kandidat oposisi, Issa Tchiroma Bakary, menentang larangan protes di beberapa kota menjelang pengumuman hasil pemilihan presiden yang diperkirakan akan diumumkan pada hari Senin besok.

Dilansir AFP, empat orang tewas dalam bentrokan antara pendukung pemimpin oposisi Kamerun dan pasukan keamanan yang mengklaim telah memenangkan pemilihan presiden baru-baru ini.

Issa Tchiroma, menantang Presiden Paul Biya yang berkuasa selama 43 tahun dalam pemungutan suara 12 Oktober lalu, telah meminta para pendukungnya untuk berbaris secara damai pada malam pengumuman, meskipun ada larangan pertemuan publik.

Baca juga :   Bersama Pemerintah Indonesia, Rumah Sakit Darurat Muhammadiyah Berdiri di Turki

Tchiroma mengatakan, ia memenangkan 54,8 persen suara, tetapi sebagian besar analis memperkirakan Paul Biya yang berusia 92 tahun akan memenangkan masa jabatan kedelapan dalam sistem yang menurut para pengamat akan terjadi kecurangan.

Di kota terbesar Kamerun, Douala, gubernur daerah tersebut mengatakan para demonstran telah menyerang brigade gendarmerie dan kantor polisi di dua distrik terdekat.

“Empat orang meninggal dunia,” kata Samuel Dieudonne Ivaha Diboua, seraya menambahkan bahwa beberapa anggota pasukan keamanan juga terluka.

Sebelumnya, polisi telah menembakkan gas air mata untuk membubarkan ratusan orang di benteng utara Tchiroma di Garoua, tempat para aktivis membawa bendera Kamerun dan spanduk bertuliskan “Tchiroma 2025” dan meneriakkan “Selamat tinggal Paul Biya, Tchiroma akan datang”.

Baca juga :   Menhan Prabowo Kunjungi Menhan Turki, Tandatangani Rencana Kerja Sama Pertahanan

Selama beberapa hari, puluhan pendukung telah berkumpul di sekitar rumah pemimpin oposisi, yang mengklaim dalam sebuah video pada hari Ahad bahwa personel militer telah mencoba membawanya pergi.

Di ibu kota Yaounde, seruan untuk berunjuk rasa tampaknya tidak ditanggapi di tengah kehadiran polisi dalam jumlah yang besar. 

Namun di Douala, sebelum bentrokan dilaporkan, seorang jurnalis AFP mengamati beberapa lusin orang berkumpul di dekat bandara, menentang larangan demonstrasi yang diperintahkan oleh kepala departemen.

Baca juga :   Setelah Musyawarah Raja Melayu se-Malaysia, Anwar Ibrahim Resmi Ditunjuk Jadi PM

Djeukam Tchameni, presiden Gerakan untuk Demokrasi dan Saling Ketergantungan di Kamerun (MDI), dan Anicet Ekane, presiden Gerakan Afrika untuk Kemerdekaan Baru Kamerun (Manidem), ditangkap di rumah mereka di Douala pada hari Jumat, menurut koalisi partai yang telah mencalonkan Tchiroma sebagai kandidat dari oposisi.

Menteri Administrasi Teritorial Paul Atanga Nji mengatakan pada hari Sabtu bahwa protes tersebut “menciptakan kondisi krisis keamanan” dan berkontribusi pada “pelaksanaan proyek pemberontakan”. Atanga Nji pantas melontarkan pernyataan itu sebagai presur mengingat yang bersangkutan adalah menteri yang berarti bawahan Paul Biya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *