INDOSatu.co – SINGAPURA – Setelah hampir sebulan, India akhirnya mengakui bahwa pesawatnya ada yang jatuh dalam pertempuran udara melawan Pakistan, 7 Mei 2025. Pengakuan itu disampaikan Kepala Staf Pertahanan India, Jenderal Anil Chauhan di sela-sela Dialog Shangri-La di Singapura, 31 Mei 2025.
Dikutip dari Bloomberg TV, dialog itu juga dihadiri Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang sebelumnya berkunjung ke Indonesia untuk menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan Presiden Prabowo Subianto.
Namun, dia tidak mau menyebutkan jumlah pesawat yang jatuh, tak juga menyinggung jet tempur buatan Prancis, Rafale. Seperti klaim Pakistan, pada pertempuran udara yang melibatkan 125 pesawat itu, pihaknya menjatuhkan enam pesawat tempur India.
Rinciannya, tiga pesawat Rafale, satu pesawat Su-30MKI, satu MiG-29, dan satu Mirage 2000. Menjadi heboh seluruj dunia, karena klaim itu menyebut jatuhnya tiga Rafale, pesaat tercanggih generasi 4,5 buatan Prancis yang selama ini belum pernah kalah.
Indonesia pun ikut heboh, karena sedang menunggu 42 Rafale yang sudah diakuisi. Sayangnya, Jenderal Anil Chauhan menolak merinci pesawat India ada saja yang jatuh.
“Yang penting adalah, bukan jet yang ditembak jatuh, tetapi mengapa mereka (pesawat-pesawat itu) ditembak jatuh,” kata Anil.
Jendreal Anil Chauhan menyebut pesawat India yang jatuh dengan kata ganti jamak, menunjukkan korban pesawat mereka lebih dari satu. Namun, ia membantah klaim Pakistan yang telah menjatuhkan enam pesawat India itu secara jumlah tidak benar.
Direktur Jenderal Operasi Udara India, Marsekal Udara AK Bharti, sebelumnya mengatakan dalam konferensi pers awal bulan Mei 2025, “Kerugian adalah bagian dari pertempuran,” kata Bharti. (*)



