INDOSatu.co – EROPA – Perang Rusia vs Ukraina dipastikan tidak akan selesai dalam waktu dekat. Hal itu terjadi karena Presiden Donald Trump pada Senin (7/7) mengaku bahwa Amerika Serikat “akan mengirim lebih banyak senjata” ke Ukraina setelah serangan Rusia yang semakin intensif.
Pengiriman senjata kembali dilakukan setelah pengiriman senjata dari negara Paman Sam untuk Ukraina sempat dihentikan. Kini, Presiden Donald Trump berubah pikiran. Trump mengatakan, Amerika Serikat akan mengirim senjata tambahan ke Ukraina , setelah Rusia mengklaim keuntungan baru dalam perang yang melelahkan melawan tetangganya.
Dikutip AFP, pengumuman Presiden Trump menyusul pernyataan Washington minggu lalu bahwa mereka menghentikan beberapa pengiriman senjata ke Kyiv, sehingga membuat pejabat Ukraina terkejut dan berebut untuk mendapatkan kejelasan.
Jeda ini berpotensi menimbulkan tantangan serius bagi Kyiv, yang tengah menghadapi beberapa serangan rudal dan pesawat tak berawak terbesar Rusia dalam perang yang berlangsung lebih dari tiga tahun.
“Kita harus mengirim lebih banyak senjata, terutama senjata pertahanan,” kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
“Mereka mendapat pukulan yang sangat, sangat keras,” katanya tentang Ukraina, sembari menambahkan bahwa dia “tidak senang” dengan Presiden Rusia Vladimir Putin .
Putin melancarkan invasi skala penuh ke Ukraina pada tahun 2022 dan menunjukkan sedikit keinginan untuk mengakhiri konflik meskipun ada tekanan dari Trump.
Janji presiden AS untuk mengirimkan lebih banyak senjata ke Ukraina muncul setelah Moskow mengatakan pada hari Senin bahwa pasukannya merebut desa pertamanya di wilayah Dnipropetrovsk di tengah Ukraina setelah maju ke sana selama berbulan-bulan.
Rusia meluncurkan serangan rudal dan pesawat tak berawak berskala besar sebelum pengumuman tersebut, termasuk terhadap pusat perekrutan militer Ukraina. Kyiv juga mengatakan pihaknya melakukan serangan pesawat tak berawak terhadap pabrik amunisi Rusia di wilayah Moskow.
Gedung Putih mengatakan minggu lalu bahwa, pihaknya menghentikan beberapa pengiriman senjata utama ke Ukraina yang dijanjikan di bawah pendahulu Trump, Joe Biden, tanpa memberikan perincian tentang program senjata mana yang terpengaruh.
Dikatakannya keputusan itu diambil setelah meninjau kebutuhan pertahanan AS dan bantuan militernya kepada negara-negara asing.
Kyiv telah lama mengkhawatirkan penghentian bantuan AS setelah Trump kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, setelah mengkritik puluhan miliar dolar dalam bentuk dukungan dan senjata yang dikirim oleh Biden.
Di bawah pemerintahan Biden, Washington berkomitmen untuk menyediakan lebih dari $65 miliar dalam bantuan militer kepada Ukraina. Sementara, Trump belum mengumumkan paket bantuan militer baru untuk Kyiv sejak menjabat untuk kedua kalinya.
Presiden dari Partai Republik itu malah mendorong kedua pihak untuk melakukan perundingan damai, termasuk melalui panggilan telepon dengan Putin. Pemimpin Rusia itu menolak permohonan gencatan senjata dan menuntut agar Ukraina menyerahkan lebih banyak wilayah jika ingin mengakhiri perang.
Menjelang pernyataan Trump pada hari Senin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pertahanan udara tetap menjadi “prioritas utama untuk melindungi nyawa”, dan negaranya mengandalkan mitra untuk “sepenuhnya memenuhi apa yang telah kita sepakati”. (*)