Sebanyak 13 Ogoh Ogoh Kembali Tampil di Lamongan Sambut Tahun Baru Caka 1945

  • Bagikan
INDAHNYA KEBERAGAMAN: Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat menghadiri Pawai Ogoh-Ogoh menyambut Hari Raya Nyepi yang mengusung tema "Melalui Dharma Agama, Dharma Negera Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia"

INDOSatu.co – LAMONGAN – Setelah 3 tahun tidak menggelar pawai ogoh-ogoh, pada tahun ini di Lamongan kembali hadir dengan 13 ogoh-ogoh. Pawai ogoh-ogoh untuk menyongsong Hari Raya Nyepi bagi umat Hindu dan menyambut Tahun Baru Caka 1945 tersebut dilaksanakan, di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Selasa (21/3).

Pawai ogoh-ogoh di Lamongan merupakan wujud dari keharmonisan sosial yang dibina oleh masyarakat Desa Balun atau Desa Pancasila, yang di dalamnya terdapat 3 agama meliputi Hindu, Islam, dan Kristen. Dituturkan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi bahwa, keharmonisan yang menyelimuti masyarakat Balun wujud dari tingginya indeks kesalehan sosial Lamongan, yakni sebesar 86,77 persen, dimana salah satu indikator untuk mengukurnya ialah kerukunan masyarakat.

Baca juga :   Jelang Lebaran 2023, Forkopimda Bojonegoro Musnahkan Miras dan Knalpot Brong

“Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Caka 1945. Saya sangat bangga akan keharmonisan sosial yang dibina masyarakat Desa Balun ini, karena perilaku kalian semua mampu meningkatkan angka kesalehan Lamongan,” tutur Bupati yang akrab disapa Pak Yes saat memberikan sambutan pada kegiatan menyambut Hari Raya Nyepi yang mengusung tema “Melalui Dharma Agama, Dharma Negera Kita Sukseskan Pesta Demokrasi Indonesia”.

Baca juga :   Bupati Yuhronur Ajak Fornasmala Berkontribusi pada Pembangunan Lamongan

Menjadi bagian dari ritual umat Hindu tiap tahun, pawai ogoh-ogoh dimaknai sebagai pemusnahan sifat buruk manusia yang ditandai dengan pembakaran ogoh-ogoh yang melambangkan roh jahat.

“Pembakaran ogoh-ogoh ini sebagai simbol bahwasanya kita harus membuang angkara murka yang ada pada diri kita. Dengan itu akan menjadikan Lamongan bangkit ekonominya, lancar pembangunannya, dan sejahtera masyarakatnya,” tegas Pak Yes sebelum memimpin pembakaran ogoh-ogoh.

Ragam bentuk ogoh-ogoh yang sudah dirangkai sejak Januari lalu diarak oleh masyarakat baik dari umat Hindu maupun lainnya mengitari Desa Balun sejauh 3 Km.

Baca juga :   Percepat Penanganan Banjir, Manfaatkan Bengawan Mati hingga Penataan Dam

“Ini merupakan pawai ogoh-ogoh terbesar di Lamongan, jika dilihat dari antusiasme masyarakat dan jumlah ogoh-ogoh. Menariknya durasi pembuatan ogoh-ogoh ini cukup singkat karena dibantu oleh semua umat, tidak hanya umat Hindu saja. Bahkan, 9 ogoh-ogoh yang tampil merupakan sumbangsih dari umat beraga lain disini, dan yang dari umat Hindu berjumlah 4,” terang Pemangku Pura Sweta Naga Suci Desa Balun. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *