INDOSatu.co – LAMONGAN – Banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero, yang sebelumnya sempat surut, kini kembali naik. Hal itu disebabkan derasnya curahan hujan di Lamongan dalam beberapa hari terakhir, sehingga anak sungai Bengawan Solo ini kembali meluap dan menggenangi di beberapa kecamatan di Lamongan. Tercatat 26 desa dari 5 kecamatan kembali terendam banjir.
Dari data yang dihimpun BPBD Kabupaten Lamongan menyebutkan, ada 5 kecamatan di Kabupaten Lamongan yang terendam banjir akibat luapan sungai Bengawan Njero itu, diantaranya adalah 8 desa di Kecamatan Kalitengah, 5 desa di Kecamatan Turi, 5 desa di Kecamatan Glagah, 3 desa di Kecamatan Deket dan 5 desa di Kecamatan Karangbinangun. “Karena derasnya curah hujan yang terjadi di beberapa terakhir, akhirnya kondisi air naik,” ujar Kabag Prokopim Lamongan, Arif Bachtiar, Rabu (19/1).
Arif mengatakan, bahwa ketinggian banjir yang melanda 26 desa di 5 kecamatan ini bervariasi antara 10 sentimeter hingga ada yang mencapai hampir setengah meter. Selain menggenangi pemukiman, banjir juga menggenangi jalan desa, tambak, sawah, dan sejumlah fasilitas umum.
“BPBD Lamongan bersama Muspika terus memonitoring perkembangan debit air Bengawan Njero. Empat unit pompa air yang berada di Kuro, Kecamatan Glagah juga sudah dioperasikan untuk mengurangi debit air yang ada di Bengawan Njero,” ungkapnya.
Akibat luapan sungai Bengawan Njero tersebut, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi juga terus mencari solusi terbaik. Karena itu, Selasa (11/1), Yuhronur mengundang Balai Besar Bengawan Sungai (BBWS) Bengawan Solo serta Dinas PU Sumber Daya Air Propinsi Jawa Timur untuk merumuskan solusi banjir Bengawan Njero, di ruang kerjanya.
“Banjir Bengawan Njero sampai dengan saat ini masih belum surut. Meski dari sisi bantuan sembako maupun pengobatan gratis sudah banyak yang diberikan. Pemkab Lamongan akan terus hadir memberikan solusi. Karena itu, kami merumuskan bersama untuk mencari solusi, bagaimana cara menangani banjir ini,” kata Yuhronur kepada INDOSatu.co, Selasa (11/1)
Madekur, salah seorang warga Desa Bojoasri, Kecamatan Kalitengah membenarkan jika luapan Bengawan Njero naik lagi. Dia menyebut, banjir akibat luapan sungai itu sempat surut beberapa hari, tapi saat ini kembali naik hingga ketinggian air mencapai 50 hingga 60 sentimeter.
“Ya sempat surut, tapi akibat hujan selama dari kemarin Selasa (18/1) selama hampir 5 jam, sekarang air naik lagi 50 sampai 60 sentimeter ,” terang Madekur
Madekur mengaku, bahwa aktivitasnya sangat terganggu dan menjadi terhambat untuk keluar masuk desa akibat genangan banjir yang menggenangi jalan desanya. Warga berharap kepada pemerintah daerah agar serius menangani banjir agar banjir bisa segera dan bisa beraktivitas kembali. “Aktivitas terhambat, untuk keluar masuk desa terganggu jalan yang tergenang air,” kata Madekur. (*)