INDOSatu.co – LAMONGAN – Ratusan warga Dusun Klanting, Desa Takeranklating, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, tumpah ruah mengikuti arak-arakan dalam rangka Festival Seni dan Budaya Sedekah Bumi. Mereka membawa bakul berisi tumpeng dan jajanan pasar sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas rezeki yang telah diterima.
Turut hadir ditengah warga setempat, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi. Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan mengikuti serangkaian prosesi Festival Seni dan Budaya Sedekah Bumi tersebut. Dimulai dengan arak-arakan, dilanjutkan doa bersama, pembagian gunungan dan uang koin kepada masyarakat, menjadi simbol rasa syukur dan harapan atas kelimpahan hasil bumi.
“Semoga sedekah bumi, menjadi sedekahnya panjenengan bisa menjadi rasa syukur kalau bersyukur ini akan ditambah nikmatnya. Dan yang terpenting saya dan Njenengan bersama-sama membangun dan menata hati untuk membangun lingkungan agar masyarakat bahagia,” kata Pak Yes.
Memasuki musim tanam ketiga, tradisi sedekah bumi yang penuh makna filosofis ini menjadi harapan masyarakat agar diberikan kelancaran dalam bertani serta hasil panen yang melimpah.
Pak Yes menjelaskan bahwa, Pemerintah Kabupaten Lamongan terus berkomitmen memberikan dukungan terbaik di sektor pertanian. Perbaikan saluran irigasi, pengerukan waduk untuk menampung debit air, hingga pembangunan jalan tengah dilakukan guna mendukung kelancaran distribusi hasil pertanian.
“Alhamdulillah panen se-Kabupaten Lamongan kemarin bagus semua. Harganya bagus dan pupuk lancar. Tadi saya lihat di Klanting, sudah mulai tanam dan ini tanam ketiga, dimana-mana petani dan masyarakat berbahagia, karena dua kali panen melebihi dari yang diinginkan. Saya akan terus mendorong agar pertanian di Lamongan terus lebih baik,” imbuh Pak Yes.
Sementara itu, Kepala Desa Takeranklating, Yasmu’in, menyampaikan, Festival Sedekah Bumi digelar selama lima hari berturut-turut ini diisi dengan berbagai kegiatan, mulai dari istighotsah, ziarah makam ke Mbah Sindu Joyo, sosok yang diyakini sebagai pendiri sekaligus pelindung awal Dusun Klanting, acara pengajian, tumpengan, hingga pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Wisnu Jati Pamungkas.
Tradisi ini menjadi ruang spiritual sekaligus ajang pelestarian budaya yang menyatukan seluruh elemen masyarakat. “Semoga dengan adanya acara-acara seperti ini, rasa syukur kita kepada Allah ditambah dan nikmat-nikmat kita semua pada hari ini sampai hari akhir,” pungkasnya. (*)