Tawuran Antar Remaja di Babat, Lamongan, Satu Meninggal Disabit Celurit

  • Bagikan
ILUSTRASI: Tawuran yang terjadi di Babat, Kabupaten Lamongan, merenggut nyawa satu remaja. Dia tewas disabit celurit oleh lawan.

INDOSatu.co – LAMONGAN – Tawuran terjadi antar remaja terjadi di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Akibat tawuran tersebut, satu nyawa seorang remaja berusia 15 tahun yang berinisial NFD, melayang. Hingga kini kasus tersebut dalam penyelidikan Polres Lamongan.

Peristiwa berdarah itu berlangsung pada Sabtu dini hari (31/5). Awalnya, NFD yang berasal dari Desa Sumengko, Kecamatan Kedungpring, bersama beberapa temannya hanya berniat kongkow-kongkow di sebuah kafe di kawasan Babat. Mereka menikmati malam seperti remaja pada umumnya.

Baca juga :   Jumat Berkah, Yuhronur Ajak Warga untuk Vaksinasi

Namun, suasana santai itu berubah mernjadi mencekam saat perjalanan pulang. Di tengah jalan yang mulai sepi, rombongan mereka tiba-tiba dihadang oleh kelompok remaja lain yang diduga berasal dari wilayah berbeda.

Tanpa banyak kata, bentrok tak bisa dielakkan. Sayangnya, NFD menjadi korban utama. Ia terkena sabetan senjata tajam jenis celurit yang membuatnya terluka parah. Meski sempat dilarikan ke fasilitas medis, nyawanya tak tertolong.

Baca juga :   Gelar Festival Pindang Brondong, Spektrum untuk Gairahkan Potensi Ekonomi Lokal

Kasi Humas Polres Lamongan IPDA Hamzaid ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan kejadian aksi tawuran antar remaja tersebut. “Benar, ada bentrok yang mengakibatkan satu remaja meninggal dunia. Kami masih lakukan penyelidikan dan pendalaman kasus tersebut,” ujar IPDA Hamzaid.

Insiden itu menggegerkan warga sekitar dan viral di media sosial. Banyak yang prihatin dan menyoroti makin maraknya aksi kekerasan antar remaja. Tawuran yang dulu hanya soal adu otot, kini sudah berujung maut.

Baca juga :   Alumni Kedokteran Unair Tertarik Penanganan ODGJ di Kabupaten Lamongan

Warga mendesak adanya pengawasan lebih ketat dari orang tua, sekolah, dan pihak berwenang. Pendidikan karakter serta ruang aman untuk remaja dinilai makin penting agar tragedi serupa tak kembali terulang. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *