INDOSatu.co – UTAH – Tak mennunggu berlama-lama, pembunuh Charlie Kirk, influencer Presiden AS Donald Trump di sebuah universitas di Utah, Amerika Serikat telah diamankan polisi dan agen federal AS. Kepastian tertangkapnya pembunuh Kirk itu disampaikan langsung oleh Presiden Trump pada Jumat (12/9).
Sayangnya, Trump tidak menyebut jati diri pria muda yang telah diamankan tersebut untuk kepentingan penyidikan. Dengan diamankannya pemuda yang langsung dilabeli tersangka itu, sekaligus mengakhiri perburuan intensif menyusul apa yang digambarkan Trump sebagai “pembunuhan keji.”
Dilansir Reuters, pembunuh Kirk dalam dua hari terakhir telah menghindari polisi dan agen federal setelah penembakan hari Rabu (10/9), di mana seorang penembak jitu melepaskan satu tembakan yang menewaskan Kirk.
“Saya rasa kita sudah menangkapnya,” kata Trump kepada Fox News dalam sebuah wawancara, seraya menambahkan bahwa seseorang yang mengenal tersangka telah menyerahkannya.
Sebelumnya, penyidik AS telah menemukan senapan bolt-action yang diyakini digunakan untuk membunuh Kirk dan merilis gambar orang yang mencurigakan.
FBI telah menyebarkan gambar buram yang tampaknya diambil dari kamera keamanan yang menunjukkan “orang yang dicurigai” mengenakan atasan hitam, kacamata hitam, dan topi bisbol gelap. Atasan berlengan panjang itu tampaknya dihiasi gambar elang botak yang terbang melintasi bendera AS.
Kirk sendiri merupakan influencer dan sekutu dekat Trump, dalam membantu membangun dukungan Partai Republik di kalangan pemilih muda.
FBI dan pejabat negara mengatakan si pembunuh tiba di kampus beberapa menit sebelum dimulainya acara, sebuah debat yang dipimpin oleh Kirk berjudul “Buktikan Saya Salah” di depan 3.000 orang di Utah Valley, sekitar 40 mil (65 km) selatan Salt Lake City.
Rekaman kamera keamanan menunjukkan seseorang menaiki tangga untuk mencapai atap sebelum menembak Kirk. Penonton semburat dan berlarian panik untuk menyelamatkan diri.
Tak lama setelah itu, penembak melompat dari atap dan melarikan diri ke lingkungan sekitar. Hal itu diungkapkan Robert Bohls, agen khusus FBI yang bertanggung jawab memantau event tersebut.
Para penyelidik menemukan senapan “berkekuatan tinggi, aksi baut” di daerah hutan terdekat, dan memeriksanya bersama dengan jejak telapak tangan dan kaki untuk mencari petunjuk.
Pada hari Kamis, karena kelas-kelas dibatalkan, atap gedung di kampus yang sepi dan hutan di dekatnya dipasangi pita kuning saat para penyelidik menyisirnya untuk mencari bukti.
”Pelaku penembakan tampaknya masih berusia kuliah dan “berbaur dengan baik” di kampus tersebut,” timpal Beau Mason, Komisaris Keamanan Publik Utah.
Kirk,—salah satu pendiri dan presiden kelompok mahasiswa konservatif Turning Point USA—muncul di Utah Valley pada hari Rabu sebagai bagian dari 15 acara “Tur Kembalinya Amerika” yang direncanakan di kampus-kampus AS. Pembunuhannya memicu kemarahan dan kecaman atas kekerasan politik dari Partai Demokrat, Republik, dan pemerintah asing.
Trump mengatakan, ia akan memberikan Kirk Presidential Medal of Freedom, penghargaan sipil tertinggi di negara ini. Kirk, yang sudah menikah dan menjadi ayah dari dua anak kecil, dirayakan oleh Partai Republik sebagai pendukung karismatik untuk kebijakan sayap kanan tentang ras, gender, imigrasi, agama, dan regulasi senjata.
Ia kerap berinteraksi dengan para kritikusnya, mulai dari yang berhaluan kiri hingga kanan, dan kerap mengundang para pendengarnya untuk berdebat dengannya secara langsung. (*)



