INDOSatu.co – LAMONGAN – Pemerintah Kabupaten Lamongan menerima 360 mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang akan melaksanakan belajar bersama komunitas (BBK) 5 di Kecamatan Ngimbang dan Kecamatan Modo untuk mengembangkan potensi desa sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing.
Ajakan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Pemkab Lamongan Moh. Nalikan pada apel penerimaan mahasiswa BBK 5 Unair di halaman Pemkab Lamongan, Selasa (7/1).
“Ini membahagiakan bagi kami, karena salah satu pilar pentahelix adalah akademisi. Karena masyarakat Lamongan yang menguatkan tekadnya untuk kejayaan Lamongan yang berkeadilan, tentu banyak yang perlu di-support, salah satunya melalui inovasi adik-adik mahasiswa,” ucap Nalikan.
Nalikan meyakini, dengan keilmuan dari masing-masing program studi di bangku perkuliahan, diyakini menjadi bekal untuk menjawab isu-isu strategis yang ada di pedesaan.
“Setiap desa mempunyai potensi dan dan karakter masingh-masing. Dan mahasiswa tentunya nanti dapat membawa perubahan pada pemahaman masyarakat, khusunya di pedesaan,” ujarnya.
Nalikan menambahkan setidaknya ada 6 (enam) isu stategis pembangunan yang dapat dikembangkan mahasiswa maupun pendamping BBK; yakni percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting; pengembangan ekonomi berbasis pemberdayaan; dan peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis digitalisasi.
Selain itu, tambah Sekda, peningkatan kualitas layanan dasar (kesehatan dan pendidikan); optimalisasi produktivitas sektor pertanian, perikanan dan peterkan; serta pengembangan wisata desa, pengelolaan bumdes dan pengelolaan lingkungan hidup.
“Ini kaitannya dengan keberlanjutan pengembangan potensi. Karena ini tidak cukup satu bulan, tapi bisa lima tahun atau lebih. Mahasiswa bisa berkolaborasi Pemerintah Kabupaten Lamongan menyediakan apa yang diperlukan, dan yang paling jelas ilmunya atau akademisnya dari Universitas Airlangga,” kata Nalikan.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Universitas Airlangga, Prof. Sukardiman mengatakan, sebelum diterjunkan ke masyarakat selama 28 hari mulai 7 Januari sampai 3 Februari, mahasiswa Unair telah diberikan pembekalan serta dilakukan survei untuk mengidentifikasi isu-isu dari setiap desa.
“Kami berharap mahasiswa menjadi katalisator akselerator pembangunan, khususnya pedesaan di Kabupaten Lamongan. Yang meliputi berbagai bidang, apakah itu pendidikan, kesehatan, lingkungan atau agroindustri di Lamongan itu bisa ada percepatan dengan kehadiran mahasiswa,” pungkas Sukardiman. (*)