INDOSatu.co – LAMONGAN – Komitmen Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dalam menurunkan angka stunting diapresiasi oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia. Berkat kesuksesan tersebut, Pemkab Lamongan dianugerahi Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2024 kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi tahun 2023.
Penghargaan tersebut diserahkan Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto kepada Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Merapi Grand Ballroom Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan (PRPP) Kota Semarang, pada Jumat (28/6) malam.
Dikatakan Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan, diterimanya penghargaan tersebut menjadi spirit dan motivasi bersama untuk terus mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas di Lamongan untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang.
“Alhamdulillah saya hari ini (Jumat malam, Red) menerima tanda penghargaan kabupaten/kota kategori penurunan prevalensi stunting tertinggi tahun 2023 dari BKKBN. Ini menjadi komitmen kita bersama menciptakan generasi yang unggul, berkualitas, dan berkarakter agar anak-anak kita menjadi bagian dari Indoensia emas 2045,” ucap Pak Yes.

Lebih lanjut, Pak Yes menjelaskan, angka stunting di Kabupaten Lamongan sempat mencapai 27,05 persen di tahun 2022. Dengan berbagai kolaborasi pentahelix angka tersebut mengalami penurunan secara drastis menjadi 9,4 persen pada 2023. Capaian ini mampu mencapai target dari BKKBN sebesar 12,3 persen di tahun 2024.
“Beragam upaya telah kita lakukan secara bertahap dan berfokus pada penanganan penderita, edukasi kepada orang tua hingga para remaja,” ujar Pak Yes.
Program tersebut diantaranya program 1-10-100 (1 paket untuk 10 anak stunting selama 100 hari), inovasi Mobil Pelayanan Keliling Desa Bersama Bidan Desa (Manalisa Berdansa), Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH), Gerakan Bersama Cegah Ibu Hamil Anemia, Tingal Klik Informasi Seputar Kesehatan Ibu Hamil (Tilik Insert Bumil), Gerakan Selamatkan Ibu Hamil Dengan Siaga Donor Darah (Ransel si Dora), Remaja Sehat Bersama Dapur Sehat Atasi Stunting (Resa Bersama Dashat), Forum Gemar Makan Ikan (Forikan), Audit Kasus Stunting tingkat Kecamatan, Pemberian Sertifikat untu Ibu Menyusui, Skrining (Pendataan Keluarga Beresiko stunting), hingga penguatan infrastrultur kesehatan.

Sementara itu, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam sambutannya mengungkapkan, untuk membangun SDM Indonesia Emas 2045, BKKBN telah melakukan intervensi variabel atau faktor yang dinilai efektif untuk mencegah lahirnya stunting baru, diantaranya adalah bayi prematur dan pengetahuan pendidikan ibu (faktor sensitif).
“Harapan saya dapat menyasar yang faktor-faktor sensitif untuk menurunkan stunting maupun mempercepat kualitas SDM untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045,” pungkas Hasto Wardoyo. (*)



