INDOSatu.co – JAKARTA – Beredarnya surat Rais Aam terkait pemberhentian KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum PBNU ternyata bukan isapan jempol. Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Afifuddin Muhajir, membenarkan adanya surat pemakzulan tersebut.
“Iya benar,” kata dia singkat ditemui wartawan di arena Munas XI MUI di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (21/11) malam.
Namun, saat dimintai penjelasan lebih lanjut perihal surat tersebut, Kiai Afif, sapaan KH Afifuddin Muhajir, tidak memberikan respons banyak. Kiai Afif enggan untuk memberikan keterangan. “Gak bisa saya menjelaskan itu,” ujar Kiai Afif.
Sebelumnya, KH Yahya Cholil Staquf juga mendatangi lokasi Musyarawah Nasional (Munas) MUI XI di Mercure Convention Center Ancol, Jakarta Utara, Jumat (21/11).
Gus Yahya tampak keluar dari lobi hotel pada 17.32 WIB bersama ajudannya dan beberapa kiai. Saat ditemui wartawan, Gus Yahya mengaku baru saja bertemu dengan kiai karismatik asal Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo sekaligus Wakil Rais Aam PBNU, KH Afifuddin Muhajir.
“Ketemu Kiai…Kiai Afif,” ujarnya saat ditanya terkait kedatangannya ke lokasi Munas MUI.
Saat ditanya isu pemakzulan yang santer beredar, Gus Yahya menegaskan bahwa dirinya tidak membahas soal itu dengan Kiai Afif. “Tidak..ya apa namanya…Tidak ada (bahas pemakzulan),” ucap Gus Yahya dengan nada gugup.
Dalam pertemuan itu, Gus Yahya mengaku hanya membahas terkait tapak tilas Pengasuh kedua Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, KHR As’ad Syamsul Arifin. “Kita mau ada tapak tilas perjalanan Kiai As’ad,” kata Gus Yahya singkat.
Muktamar PBNU sendiri baru akan digelar di Surabaya pada 2026 mendatang. Namun, Gus Yahya juga mengaku tidak membahas masalah muktamar dengan Kiai Afif. “Tidak ada pembahasan… (Muktamar, Red) masih lama,” ucap Gus Yahya dari dalam mobilnya. (*)




