Wisuda 268 SOTH, Bupati Yes Ajak Peserta Bangun Ketahanan Keluarga

  • Bagikan
TERBAIK: Aniyatul Farikha, asal Kecamatan Solokuro menjadi salah satu peserta wisudawan SOTH angkatan VI yang diwisuda langsung oleh Bupati Lamongan, Kamis (11/12).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Sebanyak 268 orang tua, peserta Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH)) angkatan VI diwisuda oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Pendopo Lokatantra, Kamis (11/12).

Dalam amanatnya, Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengajak seluruh lulusan SOTH, untuk berkontribusi dan membangun ketahanan keluarga. Ketahanan keluarga memiliki peran penting dalam menciptakan generasi emas yang unggul dan berdaya saing.

Baca juga :   Ajak Sehat dan Bugar Warga, Paslon Yes-Dirham Gelar Senam Bersama di Karanggeneng

Melalui SOTH, kata Bupati Yuhronur, orang tua tidak hanya dibekali ilmu parenting, melainkan juga diajarkan bagaimana menciptakan lingkungan stabil, membangun pondasi karakter dan nilai, hinggs menjamin akses kebutuhan dasar.

Menurut Bupati yang akrab disapa Pak Yes, dengan mengikuti SOTH dipastikan akan mencegah pola asuh permisif (pola asuh yang cenderung membebaskan anak tanpa batasan jelas). Karena pola asuh permisif dapat memicu sikap pemberontak dan perilaku sulit diatur pada anak.

Baca juga :   TMMD ke-124 Ditutup, Pembangunan Infrastruktur akan Berkelanjutan

“SOTH memiliki peran penting untuk berkontribusi bersama Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam membangun ketahanan keluarga. Karena pola asuh merupakan titik awal yang akan menjadi kualitas anak di masa depan,” tutur Pak Yes.

Menjadi wisudawan SOTH angkatan VI terbaik dari Kecamatan Solokuro, Aniyatul Farikha. Farikha mengungkapkan bahwa setelah mengikuti 14 pertemuan SOTH, ia menjadi lebih peka akan pertumbuhan anak.

Baca juga :   Peringati HKG PKK ke-52, Bupati Lamongan Apresiasi Capaian Linieritas Program PKK

Sebab, kata dia, dalam SOTH itu tidak hanya diajarkan parenting, tetapi juga diajarkan bimbingan nutrisi, psikologi, perkembangan anak (aspek psikomotorik, kognitif, bahasa, sosial ekonomi, nilai agama, moral, dan seni).

“Setelah mengikuti SOTH saya menjadi peka. Jika, ada kurangnya pada aspek perkembangan anak, saya langsung melakukan intervensi,” ungkapnya. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *