Deal Tarif Rugikan Indonesia, ASOPPSI Desak Prabowo Renegosiasi dengan AS

  • Bagikan
DISOROT: Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto melakukan komunikasi langsung dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Selasa, 15 Juli 2025, melalui sambungan telepon. (foto: Istimewa)

INDOSatu.co – JAKARTA – Kebijakan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS), dimana produk asal Indonesia dikenakan tarif masuk 19 persen, sedangkan produk AS dibebaskan dari tarif alias 0 persen saat memasuki pasar Tanah Air mendapat sorotan tajam dari praktisi bisnis Tanah Air.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pemula Sukses Indonesia (ASOPPSI) Rian mengaku tidak setuju dengan kebijakan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang sangat njomplang itu. ”Kebijakan tersebut jelas merugikan bagi Indonesia,” kata Rian kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/7).

Baca juga :   Andalkan Impor, Anwar Abbas Kritik Program Ketahanan Pangan Pemerintah

Rian mengatakan, kebijakan yang disepakati oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Donald Trump melalui sambungan telepon itu sangat merugikan masyarakat Indonesia. Khususnya para pelaku UMKM.

“Karena itu, kami mendesak pemerintah, pertama, melakukan evaluasi menyeluruh dan renegosiasi perjanjian tarif secara adil dan setara,” kata Rian.

Kedua, sambung Rian, memberikan insentif ekspor dan fasilitasi pasar luar negeri bagi UMKM. Dan ketiga, meningkatkan perlindungan terhadap produk lokal dari dominasi produk asing.

Baca juga :   Sultan Minta BI dan OJK Susun Teknis Pembiayaan Bank Tanpa Agunan Kepada UMKM

“Karena bagi kami, UMKM tidak meminta perlakuan istimewa, tetapi menuntut keadilan agar dapat tumbuh, berkembang, dan berkontribusi secara optimal bagi perekonomian nasional dan daya saing bangsa di kancah internasional,” ujar Rian.

Diketahui, kedua negara sepakat bahwa produk Indonesia yang masuk ke pasar AS dikenakan tarif bea masuk 19 persen, 1 persen lebih rendah dari produk asal Vietnam. Sementara, produk AS yang masuk ke Indonesia mendapat tarif nol persen alias bebas tarif.

Baca juga :   Bahlil Sebut SoftBank Mau Menang Sendiri, Pengamat: Sebenarnya IKN Tak Layak Investasi

Kesepakatan itu tercapai usai melalui sambungan telepon kedua presiden, Trump dan Prabowo Subianto, pada Selasa, 15 Juli 2025. Percakapan itu berlangsung di sela-sela perjalanan Prabowo ke Arab Saudi, Brasil, Inggris, Belarus, Belgia, dan Perancis.

Banyak pihak yang mengkritik dan tak sepakat hal tersebut. Hal itu karena tidak adil dan dinilai timpang. Salah satu yang tak setuju adalah Asosiasi Pengusaha Pemula Sukses Indonesia (ASOPPSI). (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *