Berperan Strategis, Sekjen PII: Insinyur Harus Ciptakan Inovasi Teknologi Tepat Guna

  • Bagikan
SAMPAIKAN PENGARAHAN: Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indnesia (PII) Dr. Ir. Tegug Hartono saat menghadiri Sumpah Profesi Insinyur Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang digelar di Ballroom Student Dormitory UMY, pada Sabtu (17/5),

INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Insinyur memiliki peran strategis dalam mengakselerasi transformasi teknologi nasional, terutama dalam mendorong pembangunan berkelanjutan dan inovasi berbasis kebutuhan masyarakat. Kemampuan adaptif terhadap perkembangan teknologi serta kontribusi pada sektor infrastruktur dan industri menjadikan profesi insinyur sebagai salah satu elemen kunci dalam kemajuan bangsa.

Pernyataan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Persatuan Insinyur Indonesia (PII), Dr. Ir. Teguh Haryono, MBA., IPU., ACPE., ASEAN Eng, dalam acara Sumpah Profesi Insinyur Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang digelar di Ballroom Student Dormitory UMY, pada Sabtu (17/5), Acara ini diikuti oleh 119 insinyur baru dari Program Profesi Insinyur UMY.

Dalam kuliah umum yang disampaikannya, Teguh menekankan pentingnya inovasi teknologi tepat guna, khususnya untuk sektor pertanian dan kelautan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat Indonesia.

Baca juga :   Sekum PP Muhammadiyah: Kontrol BNPT terhadap Masjid Lahirkan Masalah Baru

“Transformasi insinyur adalah bentuk nyata pengabdian kepada negeri. Indonesia butuh insinyur yang mampu merancang mesin tani dan kapal nelayan yang inovatif, efisien, dan terjangkau,” ujar alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung ini.

Ia menggambarkan, insinyur sebagai “paruh lembing” dalam pembangunan nasional, yang bertugas merancang infrastruktur vital dan menciptakan solusi teknologi di berbagai sektor strategis.

“Insinyur harus diberi ruang lebih luas dalam pembangunan nasional. Mereka adalah motor penggerak dalam mewujudkan infrastruktur berkelanjutan, kemandirian industri, hingga mendukung ketahanan nasional. Tidak boleh hanya satu kelompok yang menentukan arah pembangunan negeri ini,” tambah pria asli Bojonegoro, Jawa Timur itu.

Baca juga :   Soal Dukungan PWNU DKI ke Gibran, Djarot: Fokus Saja di Solo

Teguh juga menggarisbawahi pentingnya profesionalisme dan integritas dalam menjalankan profesi insinyur, terutama di tengah berbagai tantangan teknologi, seperti minimnya pemanfaatan produk industri pertahanan dalam negeri.

“Insinyur bukan sekadar gelar, melainkan komitmen terhadap tanggung jawab profesi yang mengedepankan etika dan profesionalitas tinggi,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan UMY, Prof. Dr. Zuly Qodir, M.Ag, yang turut memberikan sambutan, menyampaikan ucapan selamat kepada para insinyur baru. Ia juga menyinggung pentingnya etika dan integritas dalam merancang dan merealisasikan pembangunan infrastruktur.

“Beberapa kejadian seperti jembatan ambruk di Kalimantan Timur atau bangunan miring seperti Menara Saidah di Jakarta menjadi pelajaran penting. Saya yakin, Anda semua bukan perancangnya. Tapi itu menjadi pengingat bahwa integritas dan etika harus menjadi nilai utama dalam setiap karya insinyur,” ujar Zuly dengan nada reflektif.

Baca juga :   Mayoritas Fraksi Sepakat Pemilu Terbuka di Tahun 2024, Aleg Nasdem: Ketua KPU Lampaui Batas

Pengambilan sumpah ini menjadi tonggak awal bagi para insinyur baru UMY dalam menjalankan profesi mereka secara profesional dan berintegritas. Sebagai bagian dari upaya mempercepat pembangunan berkelanjutan di Indonesia, UMY melalui Program Profesi Insinyur berkomitmen mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten secara teknis, tetapi juga menjunjung tinggi nilai etika dan tanggung jawab sosial. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *