INDOSatu.co – YOGYAKARTA – Diantara sekian banyak mahasiswa, Rizky Haryo Dewanto tergolong cekatan dalam menyelesaikan kuliahnya. Kiky, sapaan akrabnya, dinyatakan lulus dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta tanpa harus membuat skripsi. Tetapi, dia menggantinya dengan karya tulis berupa novel.
Kebijakan membuat karya ilmiah selain skripsi memang diberlakukan di Program Studi Sastra Inggris, Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Misalnya penulisan karya ilmiah, penerbitan karya sastra, ataupun jalur prestasi. Dengan novel yang dibuatnya tersebut, Kiky merupakan salah satu mahasiswa Sastra Inggris UAD angkatan 2020 yang lulus tanpa skripsi. Novel genre fantasi garapan Kiky berjudul The Knights of Frozen Sea (A Journey to the Crimson Horizon).
Sebenarnya, diakui Kiky bahwa ia tidak berniat menulis novel untuk menggantikan skripsi. Apalagi, proses penulisan karyanya sudah berlangsung sejak pertengahan 2017 yang dulunya masih berupa draf kasar. Tetapi, akhirnya mulai digarap serius dalam kurun waktu empat tahun setelahnya. Novel bertema Dungeons & Dragons yang terinspirasi dari serial ternama The Lord of The Rings, Berserk, dan Fate itu terdiri atas delapan volume yang akan diterbitkan secara bertahap.
Volume pertama dari novelnya bercerita tentang Haru yang digambarkan sebagai Holy Elf (makhluk yang sering muncul dalam cerita fantasi) sekaligus putra bangsawan, yang menjadi petualang sejak 10 tahun dan mendirikan adventurer party, White Falcon. Saat berusia 16 tahun, ia meresmikan party-nya dan bertunangan dengan Ayumi.
Konflik muncul ketika orang tua mereka meminta pernikahan cepat dan pembubaran party yang ditolak Haru. Ia menerima misi kerajaan, menghadapi monster di Virizia Plains, dan menyelamatkan guild master setelah pertarungan sengit. Cerita diakhiri dengan peringatan bahaya dan kedatangan bencana “Rain of Chaos”. ”Itu sekilas cerita dari Novel karya saya,” kata Kiky singkat.
Kiky berpendapat bahwa, kebijakan pengganti skripsi melalui jalur prestasi ataupun penerbitan artikel ilmiah merupakan kebijakan yang harus dipertahankan oleh universitas karena berhasil mendorong mahasiswa yang berprestasi dan berkarya di bidang apa pun.
Tak lupa, Kiky berpesan kepada seluruh mahasiswa yang juga ingin menerbitkan karya untuk tetap gigih meskipun proses menulis hingga penerbitan tidak selalu mudah. “Menulis itu berputar di imajinasi, niat, dan kegigihan. Perbanyaklah membaca buku atau mencari sumber acuan. Sedangkan niat dan kegigihan datang dari hati dan pikiran kalian sendiri,” ungkapnya. (*)



