Holtikultural Melon Pemantik Agrowisata, Bupati Yuhronur: Bangkitkan Ekonomi Lamongan

  • Bagikan
DUKUNG AGROWISATA: Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi (pakai rompi)) saat menghadiri petik perdana melon hidroponik di Kebun Melon Hartono Farm Mandiri, di Kecamatan Ngimbang, Ahad (2/4).

INDOSatu.co – LAMONGAN – Sebagai penyandang predikat lumbung pangan, Pemkab Lamongan, Jawa Timur bertekad mengembangkan pertanian holtikultural berbasis agrowisata, yang diharapkan dapat pemantik pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lamongan maupun secara nasional. Pernyataan tersebut disampaikan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat laksanakan petik perdana melon hidroponik di Kebun Melon Hartono Farm Mandiri, di Kecamatan Ngimbang, Ahad (2/4).

“Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong pertanian yang tidak hanya agrowisata semata, tapi kita upayakan bisa kolaborasikan dengan pariwisata atau yang kita sebut dengan agrowisata,” kata Bupati Yuhronur kepada INDOSatu.co, Ahad (2/4).

Lahirnya Hartono Farm Mandiri, yang berdiri di luas tanah 1 hektare di dua lokasi, yakni Desa Ganggantingan (5.000 m) dan Desa Mendogo (5.000 meter) dengan memiliki 9 unit green house berukuran 400 meter persegi setiap unitnya, Bupati Yuhronur meyakini dapat menjadi pusat edukasi agrowisata.

Baca juga :   Tumbuhkan Industri Lamongan Utara, Bupati Usulkan Exit Tol untuk Ruas Tol Tuban-Gresik

Terlebih, kata Pak Yes, sapaan akrab Bupati Yuhronur Efendsi, dengan memanfaatkan metode tanam hidroponik Deep Flow Technique (DFT), masa panen melon dapat diproyeksikan dengan tepat.

“Keaneragaman pangan ini menjadi peluang besar bagi Lamongan, tidak hanya tanaman pangan, tetapi buah-buahan holtikultura yang tanam secara hidroponik dan menjadi kebaharuan, yang saya yakin ini pertama di Lamongan, dan mungkin di tempat lain juga pertama kali karena saya belum pernah melihat dengan memanfaatkan media air tidak tanah, dan ini bisa di hitung masa panennya,” imbuh Pak Yes.

Kedepan, menurut Pak Yes, holtikultura agrobisnis di Lamongan, mempunyai prospek besar tidak hanya penyedia pasokan secara nasional, namun diproksikan untuk pasar expor ke manca negara.

Manajemen Hartono Farm Mandiri, Anton mengungkapkan, tidak ada kekhususan pada pemilihan jenis melon yang ditanam di green house Hartono Farm Mandiri, namun didasarkan pada market konsumen.

Baca juga :   Ketua MPR Dukung Kerja Sama PT BAMS dan Perkumpulan Bumi Alumni Majukan UMKM Indonesia

“Hidroponik bisa digunakan untuk semua jenis melon, namun untuk jenis yang kita tanam kita sesuaikan dengan marketnya seperti apa, sehingga kita tidak bisa asal tanam. Ada 3 jenis yang kita tanam melon talent (melon jepang), meon inthanon, dan melon fujisawa. Setiap melon punya masa taman berbeda-beda, tapi cuma beda satu dua hari saja,” kata Anton.

Anton mengungkapkan, di green house miliknya, dalam sekali panen dapat mencapai 2-2,5 ton dengan kapasistas tanam 1.480 batang/unit green house. Lahan 5.000 m dapat berdiri 9 unit green house berukuran 400 meter persegi/unit dengan kapasitas tanam 1.480/ green house. Dengan asumsi, sekali tanam hasil yang didapat sekitar 2-2,5 ton.

”Nanti kalau sudah terpenuhi semua dengan jumlah sekitar 19 green house itu minimal kita perminggu bisa 1 kali panen dengan asumsi 2-2,5 ton/perminggu dengan durasi tanam sekitar 75-80 hari. Sehingga, per minggunya bisa 2-2,5 ton dengan kualitas dan kuantitas yang bisa stabil,” ujar Anton.

Baca juga :   Pastikan Harga untuk Kebutuhan Masyarakat Stabil, Khofifah dan Yuhronur Turba

Selain itu, kata Anton, Kecamatan Ngimbang menjadi lokasi yang dirasa paling cocok untuk pembudidayaan melon hidroponik. Setiap daerah, punya cuaca, lingkungan dan karakter sendiri-sendiri.

”Dengan adanya tim budidaya, kita terus mencoba untuk berinovasi, melihat situasi lingkungan, karena iklim dan lingkungan berbeda, kami terus belajar meski pun sudah punya SOP, karena banyak hal yang mempengaruhi untuk penerapan pada tanaman seperti kadar air, cuaca dan lainnya, sehingga tidak bisa disamakan. Perlu adaptasi yang harus kita kerjakan. Dan Ngimbang memiliki ketinggian yang cocok, cuacanya bagus, panas, dan faktor-faktor lainnya,” kata Anton. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *