World Peace Forum 8 Resmi Dibuka, Haedar Berharap Dapat Lahirkan Perdamaian dan Persaudaraan

  • Bagikan
DEMI PERDAMAIAN: cendekiawan tokoh muslim dunia, Din Syamsuddin (dua dari kanan) dan Ketua MPR Bambang Soesatyo (dua dari kiri) bicara di World Peace Forum 8 yang resmi digelar di Hotel The Sultan, Surakarta, Kami (17/11).

INDOSatu.co – SURAKARTA – Forum perdamaian dunia, World Peace Forum 8 resmi digelar hari ini, Kamis (17/11) di Hotel Sunan Surakarta. Sebanyak 70 peserta lintas agama dari 20 negara akan berdiskusi dan mencari solusi soal persaudaraan antar umat manusia dan dunia yang damai sampai hari Jumat (18/11).

Menyambut acara ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengucapkan selamat datang kepada para tokoh World Peace Forum serta sejumlah harapan.

“Dalam kaitannya dengan kongres Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tahun ini, kami berharap forum ini dapat melahirkan kemuliaan dan agenda strategis untuk menguatkan persaudaraan antara muslim dengan berbagai agama dan kepercayaan sebagaimana juga dengan antar negara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin,” harapnya.

Baca juga :   Sambut Jamaah 1 Abad NU, Muhammadiyah Sidoarjo Siapkan Tempat Istirahat, Haedar Ucapkan Selamat

World Peace Forum sendiri bagi Haedar adalah forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam pada level global yang diharapkan membawa pada jalan Islam Tengahan atau wasatiyat al-Islam.

“Kami berkomitmen pada pesan wasatiyah Islam yang tidak hanya berhenti pada deklarasi, tetapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk muslim dan warga dunia,” kata Haedar.

Apalagi tantangan dunia hari ini kata dia begitu kompleks seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstrimisme, kemiskinan hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.

Kedua, Haedar berharap World Peace Forum dapat melahirkan rekomendasi bagi lahirnya dunia yang damai, adil, dan makmur disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Haedar lantas menegaskan bahwa hal itu adalah nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban (Din al-Hadharah).

Baca juga :   Seperti Sendirian, Emosional, Presiden Ukraina Minta Bertemu Putin

“Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik, maupun secara struktural. Islam adalah khoiru ummah, komunitas terbaik, dan bangsa terbaik,” ujarnya.

Tak kalah pelik, berbagai permasalah di atas juga terjadi di dunia Islam. Maka, Haedar menyebut bagaimana umat Islam hari ini dapat menghadirkan keteladanan (uswah hasanah) dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin.

“Muslim harus jadi role model dalam sistem ini dan menguatkan persaudaraan antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas,” imbuhnya.

Terakhir, Haedar mengatakan bahwa Word Peace Forum tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah karena tema “Fraternity and the Middle Path for A Peacefull, Just, and Prospherous World” senada dengan tema Muktamar, “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”.

Baca juga :   Terkait Pemerintahannya, Taliban Klaim Dunia akan Mengakui

Haedar pun mengundang para tokoh dan peserta World Peace Forum untuk turut hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah.

“Di antara agenda Muktamar adalah Islam progresif. Visi Muhammadiyah di Muktamar adalah meluaskan transformasi gerakan Islam modern yang menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan pada level kehidupan nasional dan global. Muhammadiyah melanjutkan berjuang untuk Indonesia dan dunia Islam dengan menghadirkan kekuatan strategis di arenak global,” pungkas Haedar sembari menyatakan optimismenya bahwa di masa depan, realisasi pesan Islam rahmatan lil alamin akan sepenuhnya terwujud. (*)

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *